KOMPAS.com – Meski sama-sama terjadi di paru-paru, pneumonia dan kanker paru-paru adalah dua penyakit yang berbeda.
Pneumonia adalah infeksi paru-paru yang menyebabkan kesulitan bernapas dan penumpukan cairan di paru-paru.
Oleh sebab itu, pneumonia sering disebut juga dengan istilah paru-paru basah.
Berbagai virus, bakteri, dan jamur dapat menjadi penyebab pneumonia.
Sedangkan kanker paru-paru adalah penyakit yang berkembang karena pertumbuhan berlebih dari sel-sel di paru-paru yang dapat membentuk tumor ganas.
Lantas, apa hubungan pneumonia dan kanker paru-paru?
Sekilas pneumonia terkesan menjadi penyakit atau kondisi yang lebih ringan ketimbang kanker paru-paru.
Di mana, beberapa orang mungkin menyangka bahwa pneumonia bisa meningkatkan risiko terkena kanker paru-paru.
Padahal justru sebaliknya. Pneumonia dapat berkembang sebagai komplikasi kanker paru-paru.
Melansir Medical News Today, kanker paru-paru dapat meningkatkan risiko pneumonia dengan melemahkan sistem kekebalan tubuh.
Individu yang memiliki sistem kekebalan yang lemah diketahui lebih rentan untuk bisa mengembangkan pneumonia.
Untuk alasan ini, 50-70 persen orang dengan kanker paru-paru dilaporkan telah mengembangkan infeksi paru-paru yang serius, seperti pneumonia.
Selain itu, terapi intensif yang digunakan dokter untuk mengobati kanker paru-paru seringkali sangat mengurangi fungsi kekebalan tubuh.
Ini berarti bahwa penderita kanker paru-paru mungkin kurang mampu mencegah agen infeksi memasuki tubuh.
Penderita kanker paru mungkin juga memiliki lebih banyak kesulitan dalam melawan infeksi dan mungkin tidak merespon dengan baik terhadap obat-obatan.
Bagi mereka, infeksi adalah risiko kesehatan yang serius.
Infeksi saat ini telah teridentifikasi merupakan penyebab kematian paling umum kedua di luar tumor di antara orang-orang dengan kanker paru-paru.
Perbedaan gejala pneumonia dan kanker paru-paru
Kanker paru-paru tidak selalu menimbulkan gejala.
Gejala biasanya muncul ketika kanker telah mencapai stadium lanjut.
Merangkum Health Line, beberapa gejala kanker paru-paru dan pneumonia bisa tumpang tindih.
Tapi, biasanya, gejala pneumonia lebih parah daripada kanker paru.
Kanker paru-paru umumnya berkembang lebih lambat dan tidak menimbulkan gejala hingga mencapai stadium lanjut.
Gejala pneumonia dan kanker paru-paru yang tumpang tindih dapat meliputi:
Gejala lainnya yang bisa terjadi pada pneumonia dan kanker paru-paru termasuk:
Siapa saja yang mencurigai diri memiliki gejala pneumonia maupun gejala kanker paru sebaiknya dapat sesegera mungkin berkonsultasi dengan dokter.
Dokter bisa membantu mencari tahu penyebab keluhan yang dialami dan memberikan saran pengobatan terbaik.
Dokter pada umumnya tidak akan menggunakan gejala khusus untuk membedakan antara kanker paru-paru dan pneumonia.
Dokter akan lebih fokus pada seberapa cepat gejala berkembang dan waktu timbulnya gejala.
Cara mendiagnosis pneumonia dan kanker paru
Saat mendiagnosis pneumonia, dokter mungkin akan melakukan pemeriksaan fisik untuk memeriksa pembengkakan kelenjar, pernapasan abnormal, atau suhu tinggi.
Seorang dokter akan sering mengonfirmasi diagnosis menggunakan X-ray untuk menunjukkan penumpukan cairan di paru-paru.
Perawatan akan bervariasi sesuai dengan jenis pneumonia yang dimiliki seseorang dan kesehatan mereka secara keseluruhan.
Beberapa orang dapat mengobati pneumonia di rumah dengan banyak cairan, istirahat, dan obat-obatan.
Orang dengan pneumonia yang lebih parah mungkin perlu tinggal di rumah sakit untuk menerima cairan intravena (IV) dan antibiotik.
Penerita pneumonia yang lebih parah mungkin juga memerlukan terapi oksigen atau bantuan pernapasan.
Sementara itu, biasanya lebih sulit bagi dokter untuk mendiagnosis kanker paru-paru.
Rontgen dada dapat memberikan beberapa informasi, tetapi biopsi seringkali diperlukan untuk memastikan diagnosis.
Jika mengonfirmasi diagnosis kanker paru-paru, dokter seringkali akan mengambil tes lebih lanjut, termasuk PET scan.
PET scan dapat membantu dokter menilai seberapa jauh kanker telah menyebar.
Dokter juga mungkin akan memesan biopsi, di mana sampel jaringan kecil di paru-paru akan diambil dan diperiksa di bawah mikroskop.
Biasanya, dokter memasukkan tabung kecil ke paru-paru melalui hidung atau mulut untuk mengumpulkan sampel ini. Dokter biasanya akan menggunakan CT scan untuk memandu biopsi.
Hasil tes ini akan menentukan jenis kanker paru-paru, lokasi tumor primer, dan stadium penyakit.
Dokter akan menggunakan informasi ini serta kesehatan individu secara keseluruhan untuk menentukan pendekatan pengobatan yang paling efektif.
Perawatan akan bertujuan untuk menyembuhkan, mengendalikan, atau meredakan gejala.
Pilihan pengobatan yang tersedia dapat berkisar dari prosedur bedah dasar hingga kemoterapi atau radioterapi, tergantung pada tingkat keparahan kanker paru-paru.
Faktor risiko pneumonia dan kanker paru-paru
Setiap orang pada dasarnya dapat mengembangkan pneumonia dan kanker paru-paru.
Namun, beberapa faktor bisa membuat seseorang lebih mungkin mengembangkan masalah kesehatan ini.
Kanker paru-paru sendiri merupakan faktor risiko terjadinya pneumonia.
Menerima pengobatan kemoterapi untuk kanker paru-paru juga dapat meningkatkan risiko pneumonia seseorang dengan mengurangi aktivitas kekebalan.
Merangkum WebMD, merokok tembakau merupakan faktor risiko yang signifikan untuk pengembangan kanker paru-paru, terutama dalam waktu lama. Merokok juga dapat berkontribusi pada risiko pneumonia.
Faktor risiko kanker paru-paru lainnya termasuk:
Sedangkan faktor risiko pneumonia lainnya meliputi:
https://health.kompas.com/read/2021/11/05/173400468/hubungan-pneumonia-dan-kanker-paru-paru-yang-penting-diketahui