KOMPAS.com - Pseudogout adalah jenis radang sendi (arthritis) yang terjadi ketika kristal kalsium pirofosfat terbentuk dalam cairan sinovial, yakni cairan yang melumasi sendi.
Pseudogout termasuk gangguan sendi menyakitkan yang sebaiknya tak dianggap remeh atau dibiarkan begitu saja.
Pasalnya, pseudogout yang tidak diobati dapat menyebabkan degenerasi sendi yang parah, peradangan kronis, dan kecacatan kronis.
Oleh sebab itu, penting untuk mendapatkan diagnosis yang akurat terkait persoalan sendi yang tengah dialami supaya dapat ditangani dengan tepat.
Hal-hal yang penting diketahui tentang pseudogout
Ada beberapa hal yang kiranya perlu diketahui tentang pseudogout untuk mendukung upaya diagnosis radang sendi ini.
Berikut ini hal-hal yang penting diketahui tentang pseudogout:
1. Kristal pseudogout bukan asam urat
Merangkum Verywell Health, seperti namanya, pseudogout mirip dengan gout atau penyakit asam urat.
Namun, gout berkembang ketika kristal asam urat mengendap di sendi yang terkena, sementara pseudogout berkembang ketika kristal kalsium pirofosfat menumpuk di sendi dan jaringan sekitarnya.
Endapan kristal ini dapat memicu peradangan pada sendi yang bisa menyebabkan tulang rawan sendi rusak.
2. Penyebab pseudogout tidak diketahui
Tidak jelas apa yang menjadi penyebab kristal kalsium pirofosfar pirofosfat terbentuk di persendian.
Kristal-kristal ini mungkin terbentuk karena sel-sel abnormal atau diproduksi sebagai akibat dari penyakit lain. Gen mungkin juga berperan dalam hal ini.
Seringkali, kristal kalsium pirofosfar pirofosfat ada tanpa menimbulkan masalah.
Gejala biasanya baru akan terjadi ketika kristal "dilepaskan" dari tulang rawan ke sendi di sekitarnya.
Kristal dapat terlepas karena beberapa kondisi, seperti cedera sendi, operasi, atau tanpa alasan yang diketahui sama sekali.
3. Gejala pseudogout tumpang tindih dengan kondisi lain
Sekitar 25 persen orang dengan deposit kristal kalsium pirofosfar pirofosfat dilaporkan akan mengalami gejala pseudogout.
Baik pseudogout maupun gout dapat muncul secara tiba-tiba, menyebabkan persendian terasa panas, kemerahan atau keunguan, atau bengkak yang menyakitkan untuk digerakkan.
Terkadang gejala ini dapat sembuh secara spontan.
Pseudogout biasanya berlangsung dari beberapa hari hingga dua minggu dan dapat disertai dengan demam.
Sekitar 5 persen penderita pseudogout ditemukan bisa mengalami gejala yang lebih mirip dengan rheumatoid arthritis, mentara sekitar 50 persen penderita mengembangkan gejala yang menyerupai osteoarthritis.
4. Sendi yang terkena berbeda dengan penyakit asam urat
Hampir setengah dari semua serangan pseudogout terjadi di lutut, sedangkan penyakit asam urat paling sering menyerang jempol kaki
Pseudogout pada dasarnya dapat berkembang di sendi mana pun, termasuk pergelangan kaki, pergelangan tangan, dan bahkan jempol kaki. Biasanya, hanya satu atau dua sendi yang terkena pada satu waktu.
Dalam beberapa kasus, pseudogout dapat terjadi juga bersamaan dengan gout. Ini terjadi ketika dua jenis kristal ditemukan pada sendi yang sama.
5. Usia meningkatkan risiko pseudogout
Dilansir dari Health Line, siapa pun dapat mengembangkan pseudogout, tetapi risikonya meningkat secara signifikan seiring bertambahnya usia.
Deposit kristal yang terkait dengan pseudogout memengaruhi sekitar 3 persen orang berusia 60-an.
Persentasenya meningkat menjadi sekitar 50 persen orang berusia 90-an.
Pseudogout sama-sama lazim di antara wanita dan pria.
Risiko mengembangkan pseudogout juga meningkat jika seseorang memiliki salah satu gangguan metabolisme berikut:
Faktor risiko tambahan termasuk:
6. Penting untuk didiagnosis oleh dokter spesialis
Karena pseudogout dapat mirip dengan jenis radang sendi lainnya, penting untuk dievaluasi oleh dokter reumatologi.
Reumatologi merupakan cabang ilmu penyakit dalam yang khusus mempelajari penyakit yang terkait sendi, otot, tulang, dan jaringan lunak.
Diagnosis dini dan akurat memberikan peluang terbaik untuk mencegah kerusakan sendi yang parah.
7. Cara mendiagnosis pseudogout dengan pemeriksaan cairan sendi
Tes diagnostik yang paling akurat untuk menentukan pseudogout adalah pemeriksaan cairan sendi.
Dalam melakukan pemeriksaan ini, cairan sendi bisa diambil dari sendi yang terkena dan diperiksa.
Berdasarkan pengamatan kristal ini, diagnosis dapat dikonfirmasi.
Hasil pemeriksaan X-ray juga bisa mendukung diagnosis ketika chondrocalcinosis (kalsifikasi tulang rawan) terdeteksi.
Jika diperlukan, lebih banyak tes laboratorium dapat dilakukan untuk menyingkirkan jenis radang sendi lainnya.
8. Gejala pseudogout bisa dikendalikan tapi tidak disembuhkan
Melansir Medical News Today, tidak ada obat untuk pseudogout, tetapi obat-obatan dapat mengobati gejalanya.
Antiinflamasi nonsteroid (NSAID) biasanya diresepkan untuk mengontrol rasa sakit dan peradangan selama serangan pseudogout.
Untuk tujuan mencegah serangan lebih lanjut, dosis rendah Colcrys (colchicine) dan NSAID biasanya diresepkan, bersama dengan rekomendasi untuk hidrasi yang tepat.
Suntikan kortison ke dalam sendi yang terkena mungkin merupakan pilihan lain untuk mengendalikan rasa sakit dan peradangan, terutama bagi orang-orang yang tidak dapat menggunakan obat lain.
Pembedahan atau operasi juga bisa menjadi pilihan pengobatan pseudogout jika sendi telah rusak parah.
9. Diet tidak berpengaruh pada pseudogout
Sementara penyakit asam urat sering diperburuk dengan mengonsumsi daging, makanan laut, dan alkohol, diet tidak memengaruhi timbulnya atau perkembangan pseudogout atau gejalanya.
Meskipun kristal yang terkait dengan pseudogout sebagian adalah kalsium, tapi mengonsumsi makanan tinggi kalsium tidak akan memicu perkembangan radang sendi ini.
10. Pseudogout yang tidak diobati dapat menyebabkan kerusakan sendi
Jika tidak diobati, kristal pseudogout di ligamen dan tulang rawan dapat menyebabkan cedera sendi dan hilangnya gerakan dan fungsi normal pada sendi yang terkena.
https://health.kompas.com/read/2021/11/16/100500568/10-hal-tentang-pseudogout-radang-sendi-mirip-asam-urat-yang-penting-diketahui