KOMPAS.com – Konstipasi atau sembelit adalah kondisi ketika seseorang kesulitan dalam mengosongkan usus besar.
Gangguan pencernaan ini dapat terjadi karena berbagai alasan, seperti ketika feses melewati usus besar terlalu lambat.
Dilansir dari Medical News Today, semakin lambat makanan bergerak melalui saluran pencernaan, maka kian banyak air yang akan diserap usus besar dan kian keras fesesnya.
Seseorang yang buang air besar (BAB) kurang dari 3 kali per minggu secara umum dapat didiagnosis mengalami sembelit.
Terkadang, sembelit terjadi akibat adanya penyumbatan di usus besar. Dalam kasus ini, seseorang butuh perhatian medis segera.
Tapi di sisi lain, sembelit mungkin terjadi hanya karena kekurangan asupan serat atau air.
Keluhan sembelit ini pun biasanya dapat reda ketika seseorang menambah asupan serat dan air dari makanan.
Gejala sembelit
Kebiasaan BAB pada setiap orang memang bisa berbeda-beda.
Merangkum Health Line, beberapa orang mungkin terbiasa BAB tiga kali sehari.
Sementara yang lain bisa jadi normal hanya BAB tiga kali seminggu.
Nah, sembelit terjadi jika BAB ini terhambat tidak seperti biasanya.
Berikut adalah beberapa gejala sembelit yang perlu diperhatikan:
Siapa saja yang mencurigai memiliki gejala sembelit di atas, sangat dianjurkan untuk dapat mencari nasihat dokter.
Terlebih lagi, jika seseorang memiliki keluhan yang tidak kunjung hilang atau memperhatikan beberapa kondisi lain, seperti:
Dokter dapat melakukan tes untuk menyingkirkan kondisi yang lebih serius, seperti kanker kolorektal atau sindrom iritasi usus besar (IBS).
Cara mendiagnosis sembelit
Untuk mencoba menemukan penyebab sembelit, dokter dapat melakukan beberapa prosedur tes.
Merangkum Mayo Clinic, selain pemeriksaan fisik umum dan colok dubur, dokter dapat pula melakukan tes berikut:
https://health.kompas.com/read/2021/11/30/100500868/5-gejala-sembelit-yang-perlu-diwaspadai