Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Mengenal 3 Jenis Anemia selama Kehamilan beserta Dampaknya

KOMPAS.com - Anemia adalah suatu keadaan ketika terjadi penurunan jumlah sel darah merah yang sehat atau jumlah hemoglobin yang beredar di dalam tubuh.

Anemia dapat menyerang siapa saja, tetapi sangat umum terjadi selama kehamilan, ketika tubuh membutuhkan lebih banyak sel darah dan hemoglobin.

Dirangkum dari Medical News Today,  tubuh perlu membuat lebih banyak darah selama kehamilan, sehingga membutuhkan lebih banyak zat besi dan vitamin untuk menghasilkan protein dalam sel darah merah yang disebut hemoglobin.

Protein ini mengangkut oksigen ke sel-sel lain dalam tubuh.

Banyak orang hamil kekurangan jumlah zat besi yang diperlukan selama trimester kedua dan ketiga.

Akibatnya, anemia ringan sering terjadi selama masa kehamilan.

Jika anemia parah selama kehamilan, bayi yang sedang berkembang mungkin berisiko anemia mengalami anemia saat lahir.

Orang dengan anemia juga memiliki risiko lebih tinggi melahirkan prematur atau melahirkan bayi dengan berat badan rendah.

Memiliki anemia juga meningkatkan risiko kehilangan darah selama persalinan, yang dapat membuat lebih sulit untuk melawan infeksi.

Secara umum, ada dua jenis anemia ketika kehamilan, yakni sebagai berikut.

Kekurangan vitamin B12

Anemia yang disebabkan oleh kekurangan vitamin B12  disebut sebagai anemia pernisiosa.

Kondisi ini merupakan penyakit autoimun ireversibel yang mempengaruhi selaput lendir lambung, yang disebut mukosa lambung.

Ini dapat menyebabkan atrofi lambung, yankni penghancuran sel-sel di lapisan pelindung lambung.

Anemia pernisiosa juga dapat mencegah penyerapan vitamin B12, bahkan jika seseorang mengonsumsi vitamin dalam jumlah yang cukup.

Anemia defisiensi folat

Selama kehamilan, orang membutuhkan jumlah folat yang lebih tinggi karena folat diperlukan untuk perkembangan janin.

Kekurangan folat dapat mempengaruhi pertumbuhan normal dan pembelahan sel pada plasenta dan janin, yang dapat menyebabkan kelainan kelahiran.

Jika seseorang tidak memiliki cukup folat sebelum dan selama kehamilan mereka, bayi mungkin akan memiliki masalah pada perkembangan otak dan sumsum tulang belakang, yang disebut cacat tabung saraf.

Ini termasuk spina bifida - yang menyebabkan kelainan pada saraf, tulang belakang, atau keduanya - dan anencephaly, yang merupakan kondisi fatal ketika janin kehilangan bagian tengkorak dan otak.

Riset menunjukkan hubungan antara defisiensi folat dan berat badan lahir rendah dan kelahiran prematur.

Cacat tabung saraf terjadi pada beberapa minggu pertama kehamilan, biasanya sebelum seseorang mengetahui bahwa mereka hamil.

Karena ini, Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS (CDC) menyarankan agar orang hamil mendapatkan 400 mikrogram asam folat setiap hari.

Anemia defisiensi besi

Kebutuhan zat besi seseorang meningkat secara signifikan selama kehamilan karena zat besi penting untuk:

  • memenuhi peningkatan kebutuhan janin dan plasenta
  • memproduksi sel darah merah yang lebih tinggi
  • mengompensasi kehilangan zat besi selama persalinan

Anemia defisiensi besi adalah jenis anemia yang paling umum di antara orang hamil.

Peneliti memperkirakan bahwa lebih dari 40 persen orang di dunia mengalami anemia selama kehamilan.

Jika seseorang tidak menerima pengobatan, anemia defisiensi besi dapat memiliki efek yang signifikan pada kesehatan ibu dan janin.

Beberapa di antaranya adalah sebagai berikut:

  • berat badan lahir rendah
  • lahir prematur
  • preeklamsia
  • perdarahan pascapersalinan

https://health.kompas.com/read/2022/02/11/060000868/mengenal-3-jenis-anemia-selama-kehamilan-beserta-dampaknya

Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke