Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Apakah Sindrom Infeksi Usus (IBS) Bisa Sebabkan Anemia?

KOMPAS.com - Penyakit anemia dan sindrom iritasi usus besar (IBS) memiliki hubungan yang bisa mempengaruhi.

Mengutip Medical News Today, jika seseorang dengan IBS tidak dapat menyerap cukup zat besi dari makanan, maka dapat menyebabnya terjadinya anemia.

Namun, anemia bukan gejala umum IBS.

Anemia

Mengutip Mayo Clinic, anemia adalah suatu kondisi di mana seseorang kekurangan sel darah merah yang sehat untuk membawa oksigen yang cukup ke jaringan tubuh.

Gejala anemia secara umum bisa meliputi:

  • Kelelahan
  • Merasa lemah
  • Kulit pucat atau kekuningan
  • Detak jantung tidak teratur
  • Sesak napas
  • Pusing atau sakit kepala ringan
  • Nyeri dada
  • Tangan dan kaki dingin
  • Sakit kepala

Anemia dibedakan dalam beberapa jenis, yaitu:

  • Anemia aplastik
  • Anemia defisiensi besi
  • Anemia sel sabit
  • Thalasemia
  • Anemia defisiensi vitamin

Mengutip Medical News Today, meskipun ada beberapa bentuk anemia, anemia defisiensi besi adalah yang paling umum.

Anemia defisiensi besi adalah kondisi ketika seseorang:

  • Tidak mendapatkan cukup zat besi dalam makanan
  • Tidak menyerap cukup zat besi dari makanan
  • Mengalami pendarahan berlebihan yang menghabiskan simpanan zat besi.

Beberapa faktor risiko anemia defisiensi besi termasuk:

Sindrom iritasi usus besar (IBS)

Mengutip Mayo Clinic, IBS adalah gangguan umum yang mempengaruhi usus besar.

Tanda dan gejala termasuk:

  • Kram
  • Sakit perut
  • Kembung
  • Gas
  • Diare, sembelit, atau keduanya.

IBS adalah kondisi kronis yang harus ditangani dalam jangka panjang.

Sejumlah kecil orang dengan IBS yang memiliki tanda dan gejala yang parah, meliputi:

  • Penurunan berat badan
  • Diare di malam hari
  • Perdarahan rektal
  • Anemia defisiensi besi
  • Muntah yang tidak dapat dijelaskan
  • Kesulitan menelan
  • Nyeri persisten yang tidak hilang dengan buang gas atau buang air besar.

Beberapa orang dapat mengontrol gejalanya dengan mengatur pola makan, gaya hidup, dan stres.

Gejala yang lebih parah dapat diobati dengan pengobatan dan konseling.

Cara IBS mempengaruhi anemia

Mengutip Medical News Today, IBS adalah kondisi di mana seseorang secara umum kesulitan mencerna nutrisi makanan, seperti karbohidrat tertentu dan serat tidak larut.

Padahal, banyak makanan berkarbohidrat dan berserat mengandung zat besi, seperti sereal.

Selain itu, banyak sumber zat besi nabati kaya akan karbohidrat, serat, atau keduanya, seperti:

  • Polong-polongan
  • Lentil
  • Sayuran hijau.

Jika tubuh kesulitan mencerna makanan, ada kecenderungan orang tersebut memilih menghindari makan makanan yang memperburuk kondisinya.

Itu bisa mengurangi zat besi yang diserap oleh tubuh dan saat itulah bisa terjadi anemia.

Banyak orang dengan IBS mungkin sudah memiliki anemia.

Sebuah studi pada 2014 terhadap 217 orang dengan IBS menemukan bahwa sekitar setengah dari mereka mengalami kekurangan zat besi subklinis.

Kekurangan zat besi subklinis adalah salah satu kondisi di mana kadar zat besi seseorang rendah, tetapi tidak cukup rendah untuk diklasifikasikan sebagai anemia defisiensi besi yang sebenarnya.

Kekurangan zat besi subklinis dapat menyebabkan gejala yang mirip dengan anemia tradisional, seperti:

https://health.kompas.com/read/2022/04/18/143000968/apakah-sindrom-infeksi-usus-ibs-bisa-sebabkan-anemia-

Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke