Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Apa yang Perlu Diketahui dari Kasus Hepatitis Misterius pada Anak?

KOMPAS.com - Beberapa minggu terakhir tercatat banyak kasus hepatitis misterius yang menyerang anak-anak di seluruh dunia.

Terhitung hingga Minggu (22/5/2022), setidaknya ada 600 anak di 34 negara yang terjangkit kasus tiba-tiba yang menyebabkan pembengkakan hati, atau hepatitis akut yang tidak diketahui penyebabnya oleh para dokter.

Berdasarkan Reuters, setidaknya ada 175 anak di Inggris dan 180 anak di Amerika Serikat yang terkena gejala hepatitis dan mayoritas dari mereka berusia kurang dari lima tahun.

Separah apakah kasus ini?

Di Amerika Serikat, lebih dari 90 persen anak-anak yang terkena hepatitis telah dirawat di rumah sakit.

Sebagian besar telah pulih, tetapi setidaknya lima meninggal menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat.

Di seluruh dunia, lebih dari dua lusin anak membutuhkan transplantasi hati.

Sebagian besar kasus telah dilaporkan sejak April.

Gejala yang sering muncul adalah urin berwarna gelap, tinja berwarna terang, muntah, dan penyakit kuning.

Di Indonesia, terhitung tanggal 19 Mei 2022, ada 10 kasus dugaan hepatitis akut yang belum diketahui penyebabnya berdasarkan pernyataan Mohammad Syahril, Juru Bicara Kementerian Kesehatan (Kesehatan), pada artikel Kompas.com, Jumat (20/5/2022).

Syahril mengatakan bahwa 10 kasus tersebut terdeteksi di 6 provinsi, yaitu DKI Jakarta (4 kasus), Sumatera Barat (1 kasus), Jambi (1 kasus), Bali (1 kasus), Jawa Timur (2 kasus), dan Bangka Belitung (1 kasus).

Empat dari enam orang dinyatakan meninggal dunia dan sisanya masih dalam perawatan.

Berdasarkan data Kemenkes pada 17 Mei 2022, terdapat 14 kasus dugaan hepatitis akut di Indonesia, teridiri dari 1 probable dan 13 pending klasifikasi.

Dari total 14 kasus dugaan hepatitis akut di Indonesia, 6 orang di antaranya meninggal dunia.

Penyebabnya masih misteri

Hepatitis akut tidak biasa terjadi pada anak kecil.

Tidak ada paparan lingkungan umum yang ditemukan, seperti air atau makanan yang tidak aman.

Para dokter berpendapat bahwa kemungkinan besar penyebabnya adalah virus, tetapi tidak satu pun dari anak-anak tersebut yang diketahui memiliki virus yang menyebabkan hepatitis.

Hampir setengah dari anak-anak telah di tes positif adenovirus, virus masa kanak-kanak yang umum, termasuk beberapa dengan jenis yang disebut adenovirus-41F.

Adenovirus-41 diketahui menyebabkan gejala gastrointestinal, seperti diare, muntah, dan demam.

“Hal ini belum pernah dikaitkan dengan jenis kerusakan pada hati yang parah pada anak-anak yang sehat,” ujar Dr. Rima Fawaz, spesialis penyakit hati pediatrik dari Yale School of Medicine, pada artikel Reuters.

Apakah ada kaitannya dengan Covid-19?

Para ahli penyakit telah mengesampingkan hubungan antara kasus hepatitis dan vaksin Covid-19 karena sebagian besar anak-anak yang terkena terlalu muda untuk menerima vaksin.

“Sebagian besar anak-anak yang terinfeksi hepatitis tidak memiliki Covid-19, dan infeksi sebelumnya dengan SARS-CoV-2 belum ditentukan untuk banyak kasus,” tegas Dr. Jason Kindrachuk, peneliti penyakit menular di Universitas Manitoba, Kanada.

Namun, beberapa mungkin memiliki infeksi Covid-19 ringan atau tanpa gejala yang tidak diketahui.

Partikel virus corona yang tertinggal di saluran pencernaan dapat memicu sistem kekebalan untuk bereaksi berlebihan terhadap adenovirus yang biasanya lebih ringan dengan protein inflamasi dalam jumlah tinggi yang pada akhirnya merusak hati.

Teori dari pakar lain mengatakan bahwa karena social distancing dan langkah-langkah lain yang digunakan untuk mengurangi pandemi, anak-anak yang lebih kecil memiliki lebih sedikit paparan adenovirus yang akan membantu membangun kekebalan.

Akibatnya, sistem kekebalan mereka mungkin bereaksi berlebihan terhadap infeksi yang sekarang.

Bias pada diagnosis dapat membuat estimasi tidak akurat

Ada juga kemungkinan bahwa tingkat hepatitis akut pada anak kecil mungkin tidak setinggi yang terlihat.

Dokter anak mungkin lebih sering menguji kondisi ini pada anak-anak dengan gejala gastrointestinal, yang mungkin mengarah pada diagnosis yang sering terjadi pada kasus yang mungkin tidak terdeteksi di masa lalu.

Meski begitu, orangtua tetap diimbau untuk menjaga kesehatan anak-anaknya.

https://health.kompas.com/read/2022/05/23/073100468/apa-yang-perlu-diketahui-dari-kasus-hepatitis-misterius-pada-anak

Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke