KOMPAS.com - Stroke terjadi ketika pasokan darah ke otak terganggu akibat adanya pembuluh yang pecah (stroke hemoragik) atau tersumbat (stroke iskemik).
Stroke dapat menyebabkan gangguan motorik, bicara, kognitif, dan sensori. Kondisi ini menjadi penyebab utama kecacatan jangka panjang.
Seseorang yang terkena stroke harus segara dilarikan ke rumah sakit. Setelah kondisi dinyatakan stabil, pasien mulai melakukan pemulihan yang diawali dengan memulihkan aliran darah menuju otak.
Dilansir dari Healthline, memulai proses pemulihan sedini mungkin dapat meningkatkan peluang untuk mendapatkan kembali fungsi otak dan tubuh penderita stroke.
Setelahnya, pemulihan stroke berfokus mengembalikan ketrampilan berbicara, kognitif, motorik, dan sensorik.
Ketrampilan berbicara
Stroke dapat menyebabkan gangguan bahasa yang disebut afasia. Afasia memengaruhi kemampuan seseorang untuk mengekspresikan dan memahami bahasa lisan dan tertulis.
Ketrampilan berbicara dapat pulih dengan bantuan terapi wicara. Hal pertama yang dilakukan yaitu mengoptimalkan koordinasi mulur agar mampu menghasilkan suara untuk membentuk kata-kata.
Kemampuan kognitif
Stroke dapat merusak kemampuan berpikir dan penalaran Anda sehingga tak mampu beraktivitas normal.
Selain itu, stroke juga hingga menyebabkan masalah pada ingatan dan meningkatkan risiko terjadinya demensia vaskular.
Demensia vaskular menyebabkan hilangnya ingatan pada orang dewasa yang lebih tua, terutama pada orang dengan risiko tinggi terkena stroke akibat obesitas atau diabetes.
Kemampuan kognitif dapat pulih dengan terapi okupasi. Tujuan utama dari terapi okupasi adalah memungkinkan individu untuk dapat menjalani kehidupan normal dengan mandiri.
Untuk itu, umumnya seseorang akan menjalani terapi dengan latihan menjalani aktivitas sehari-hari, seperti merawat diri, menyapu, memasak, dan mencuci.
Ketrampilan sensorik
Masalah sensorik seperti ini sering terjadi setelah stroke merusak bagian otak yang membantu mengatur sensasi.
Masalah sensorik setelah stroke dapat terjadi dalam berbagai bentuk.Beberapa pasien mengalami mati rasa di satu sisi, sementara sisi yang lain merasakan sensasi tertusuk jarum.
Dalam beberapa kasus, penderita stroke mengalami kesuliitan dalam merasakan panas atau dingin.
Anda dapat memulihkannya dengan latihan sederhana di rumah, seperti:
Apakah pemulihan selalu berhasil?
Menurut National Stroke Association, 10 persen orang yang terkena stroke hampir sembuh total dengan catatan mengalami ganggguan ringan.
Kendati demikian, disabilitas yang terjadi karena stroke akan berpengaruh pada kegiatan sehari-hari, baik di rumah maupun lingkungan kerja.
Keberhasilan pemulihan stroke tergantung pada sejumlah faktor, termasuk:
https://health.kompas.com/read/2022/06/10/150000968/alami-stroke-apa-saja-kemampuan-yang-harus-dipulihkan-