KOMPAS.com - Kanker serviks adalah jenis kanker yang tumbuh pada sel-sel leher rahim dan berkembang terus secara tidak terkendali.
Mengutip jurnal yang diterbitkan pada April 2022 di StatPearls, kanker serviks menempati urutan keempat kanker yang paling banyak diderita wanita di seluruh dunia.
Kanker serviks disebabkan oleh berbagai jenis human papillomavirus (HPV) dan infeksi menular seksual.
Saat terkena HPV, sistem kekebalan tubuh biasanya mencegah virus agar tidak membahayakan kesehatan manusia.
Kendati begitu, bagi sebagian orang, virus HPV tersebut dapat bertahan selama bertahun-tahun dan menyebabkan sel kanker pada serviks.
Kanker serviks pada ibu hamil
Kanker serviks juga dapat menyerang wanita yang tengah hamil. Sebagian besar (70 persen) merupakan kanker stadium satu atau awal.
Kehamilan dengan komplikasi kanker serviks, menimbulkan ancaman besar bagi kesehatan ibu dan janin.
Kanker serviks dapat menyebabkan pertumbuhan janin gagal atau terhambat, kelahiran prematur, dan hambatan persalinan. Parahnya, kanker juga dapat menyebar ke janin.
Beberapa ahli membuktikan bahwa kadar estrogen, progesteron, dan human chorionic gonadotropin selama kehamilan berkorelasi positif dengan infeksi human papillomavirus (HPV).
Secara tidak langsung, hal itu menunjukkan bahwa kehamilan dapat meningkatkan risiko kanker serviks.
Gejala kanker serviks pada ibu hamil
Kehamilan dengan kanker serviks stadium awal sebagian besar tidak memiliki gejala klinis yang jelas. Namun, beberapa pasien mengalami gejala berikut:
Gejala-gejala di atas sebenarnya hampir mirip dengan komplikasi penyakit lain, seperti kehamilan ektopik, plasenta previa. hingga solusio plasenta.
Anda bisa mengetahui apakah hal itu terkait dengan gejala kanker serviks melalui pemeriksaan berikut.
Pemeriksaan sitologi (Pap Smear)
Pap Smear merupakan metode pemeriksaan untuk melihat adanya perubahan morfologi (bentuk dan fungsi) sel-sel serviks dengan teknik pewarnaan Papanicolau.
Pap Smear seharusnya dilakukan wanita sebelum menikah demi mencegah penyakit kanker serviks.
Bahan pemeriksaan untuk pap Smear bagi penderita kanker serviks diambil melalui liang vagina. Selanjutnya akan dilakukan pengamatan bahan pemeriksaan di bawah mikroskop.
Terdapat dua macam jenis Pap Smear, yaitu konvensional dan sitologi serviks berbasis cairan (SSBC).
Teknik konvensional menggunakan spatula dan brush untuk mengambil sampel, memindahkan sampel ke kaca preparat, lalu difiksasi.
Sementara, teknik berbasis cairan menggunakan brush untuk mengambil sampel, lalu memindahkan sampel ke dalam tabung yang berisi cairan pengawet.
Secara teori, teknik berbasis cairan memiliki keunggulan interpretasi yang lebih mudah, dapat menyaring darah dan sisa-sisa sel, serta dapat mendeteksi adanya HPV, gonorrhea, dan klamidia dalam sekali pengambilan sampel.
Kolposkopi
Kolposkopi merupakan tindakan pemeriksaan inspeksi serviks dengan menggunakan alat kolposkopi.
Pasien diposisikan berbaring di meja pemeriksaan dengan kedua kaki terbuka, tungkai diangkat, dan lutut ditekuk.
Dokter atau tenaga medis lantas memasukkan kolposkopi ke dalam vagina untuk melihat bagian dalam rahim. Apabila ada bagian abnormal, dokter dapat melanjutkan pemeriksaan dengan melakukan tindakan biopsi.
Pengobatan kanker serviks
Dilansir dari laman Cancer.org, pengobatan kanker serviks selama masa kehamilan ditentukan dari berbagai faktor yaitu:
Lantas apa saja tindakan pengobatan kanker?
Konisasi
Untuk pasien stadium awal ketika kelenjar getah bening tidak terlibat dan diameter tumor kurang dari 2 cm, dokter akan melakukan metode konisasi.
Konisasi pada ibu hamil yang didiagnosis kanker rahim bertujuan mengangkat jaringan yang mengandung sel kanker menggunakan pisau bedah, laserm atau kawat tipis yang dialiri listrik (LEEP).
Reseksi serviks
Reseksi serviks merupakan metode sederhana yang biasanya digunakan untuk pengangkatan tumor. Namun, reseksi serviks perut atau vagina selama kehamilan dapat memicu keguguran.
Kemoterapi Neoadjuvant (NACT)
Untuk pasien dengan keterlibatan kelenjar getah bening dan diameter tumor kurang dari 2 cm, ahli medis menganjurkan untuk tidak melanjutkan kehamilan.
Namun, European Society of Clinical Oncology (ESMO) percaya bahwa kemoterapi neoadjuvant (NACT) selama kehamilan, radioterapi pascapersalinan, dan kemoterapi kanker serviks bisa menjadi metode penyembuhan pasien dengan kelenjar getah bening-positif stadium I B1.
Reseksi kelenjar getah bening
Untuk pasien kanker serviks stadium I B1 (kanker bisa dilihat tanpa bantuan mikroskop) yang diameter tumornya lebih dari 2 cm, dilakukan reseksi kelenjar getah bening panggul dan perut atau kemoterapi neoadjuvant (NACT).
Metode persalinan untuk ibu hamil yang menderita kanker serviks
Operasi caesar adalah metode pilihan untuk melahirkan janin dengan tumor serviks raksasa. Pasalnya, persalinan pervaginam dapat menyebabkan risiko seperti perobekan besar pada mulut rahim, perdarahan masif, hingga metastasis tumor atau penyebaran sel kanker.
https://health.kompas.com/read/2022/06/13/100000068/kanker-serviks-selama-kehamilan-ancam-keselamatan-ibu-dan-janin