Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

4 Cara Mencegah Kekurangan Zat Besi pada Anak di Bawah 1 Tahun

KOMPAS.com - Anak di bawah satu tahun umumnya membutuhkan 11 mg zat besi per hari. Apabila si kecil tidak mendapatkan asupan zat besi yang cukup dari makanannya, maka mereka dapat mengalami kekurangan zat besi.

Kekurangan zat besi pada anak-anak adalah kondisi yang umum, namun harus segera diatasi. Terlebih, kekurangan zat besi pada anak-anak menimbulkan beberapa gejala yang menyebabkan mereka merasa tak nyaman, antara lain:

  • lemas atau lelah berkepanjangan
  • tidak napsu makan
  • tidak aktif
  • kulit pucat
  • tangan dan kaki dingin
  • napas cepat
  • infeksi tertentu
  • mengidam hal tidak biasa, seperti es batu, kotoran, cat, atau pati

Dilansir dari Mayo Clinic, kekurangan zat besi dapat memberi dampak negatif bagi pertumbuhan organ, kecerdasan, perilaku, hingga motorik anak-anak.

Kekurangan zat besi dan anemia defisiensi besi biasanya didiagnosis melalui tes darah.

American Academy of Pediatrics merekomendasikan agar semua bayi melakukan tes darah antara usia 9-12 bulan dan dilanjutkan setelah satu tahun jika memiliki risiko kekurangan zat besi.

Selain diagnosis dini, kekurangan zat besi pada anak juga masih dapat dicegah.

Dikutip dari Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), ada beberapa tips yang dapat ayah dan ibu lakukan demi mencegah kekurangan zat besi pada anak di bawah usia satu tahun.

1. Konsumsi makanan tinggi zat besi minimal 2 kali sehari

Memenuhi kebutuhan zat besi yang paling baik adalah dengan mengonsumsi makanan yang mengandung zat besi. Makanan yang mengandung sumber zat besi paling tinggi adalah daging berwarna merah.

Anda dapat memilih daging sapi cincang, daging kambing sebagai sumber zat besi sekaligus protein pada MPASI bayi. Hati ayam dan hati sapi juga merupakan sumber zat besi yang mudah didapatkan.

Selain itu, sayuran hijau seperti bayam dan brokoli juga merupakan makanan tinggi zat besi.

Sayangnya, tubuh si kecil hanya mampu menyerap sekitar 3-8 persen, dibandingkan dengan zat besi dari hewani yang diserap sebesar 23 persen.

2. Hindari minum teh atau susu saat makan utama

Saat si kecil makan, usahakan hanya memberi air putih saja, bukan segelas teh atau susu.

Teh diketahui mengandung zat yang menghambat absorpsi zat besi. Saat bayi dalam kandungan pun, para dokter menganjurkan agar ibu hamil mengurangi minum teh agar kadar Hb tidak rendah dan kekurangan zat besi.

Sementara itu, kandungan kalsium yang tinggi pada susu dapat menghambat penyerapan zat besi karena penyerapan kalsium berkompetisi dengan penyerapan zat besi.

Susu dan teh masih boleh diminum oleh anak-anak, asalkan di luar waktu makan utama dan dengan porsi yang sesuai.

Ya, keunggulan vitamin C ini membuat tubuh batita lebih banyak menyerap zat besi.

Para orang tua dapat memberikan buah-buahan, seperti jeruk, stroberi, atau kiwi kepada si kecil saat snack time demi mencukupi kebutuhan vitamin C.

4. MPASI fortifikasi dapat dijadikan menu tambahan

Hingga saat ini, masih sering ditemukan perdebatan antara MPASI home made dengan fortifikasi. Padahal, kenyataannya keduanya dapat saling melengkapi kebutuhan gizi anak usia di bawah satu tahun.

Menurut IDAI, bayi perlu makan hati ayam sebanyak 85 g sehari (setara 3 potong sedang) atau daging sapi sebesar 385 gram (hampir 1,5x porsi steak untuk orang dewasa) untuk memenuhi kebutuhan zat besi sebesar 11 mg per hari.

Tentunya jumlah ini sangat banyak untuk bayi berusia 6-12 bulan, sehingga MPASI fortifikasi yang telah diperkaya zat besi dapat menjadi alternatif asupan yang mengandung tinggi zat besi.

https://health.kompas.com/read/2022/10/30/183300068/4-cara-mencegah-kekurangan-zat-besi-pada-anak-di-bawah-1-tahun

Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke