Untuk mengenal praktik baik yang sudah berjalan di Negeri Sakura ini, kenali apa itu Shokuiku, konsep program, dan manfaatnya untuk kesehatan.
Apa itu Shokuiku?
Shokuiku adalah praktik pendidikan atau edukasi mengenai makanan serta membangun kesadaran untuk membentuk pola makan sehat.
Shokuiku berasal dari dua kata yakni “Shoku” yang artinya diet atau pengaturan makan, serta “Iku” yang artinya pertumbuhan dan pendidikan.
Istilah ini kali pertama diperkenalkan Sagen Ishizuka, sarjana terkemuka di bidang kedokteran dan farmasi lewat bukunya bertajuk Diet for Health. Buku tersebut menyoroti efek diet pada kesehatan manusia.
Praktik edukasi makan yang kini diterapkan di Jepang menggunakan acuan undang-undang dasar atau Basic Law Shokuiku edisi 2005.
Acuan payung hukum tersebut dibuat untuk mengakomodasi berbagai persoalan pangan dan gizi masyarakat Negeri Sakura.
Di antaranya banyak orang yang makan tidak teratur, pola makan tidak bergizi lengkap dan seimbang, angka obesitas dan penyakit metabolik naik, dan tren ingin langsing dengan cara instan melesat di kalangan remaja serta wanita.
Selain itu, Shokuiku termutakhir juga bertujuan membentengi masyarakat dari maraknya waralaba makanan cepat saji dari luar negeri dan lunturnya kultur makan secara tradisional.
Pemerintah setempat menganggap, persoalan tersebut tak cukup diatasi dengan imbauan tapi perlu regulasi khusus agar bisa berjalan optimal.
Bagaimana konsep program Shokuiku?
Terdapat beberapa konsep dasar yang ditekankan dalam program Shokuiku, antara lain:
Dengan belajar dan menjalankan konsep dasar Shokuiku tersebut sejak dini, diharapkan pola makan sehat bisa terbentuk dan bisa menjadi kebiasaan saat seseorang tumbuh dewasa.
Apa saja manfaat Shokuiku?
Program Shokuiku yang dijalankan secara nasional di seluruh penjuru Jepang diharapkan bisa memiliki beberapa manfaat, seperti:
Membangun pola makan yang sehat
Jepang memiliki persoalan gizi yang kontradiktif yakni obesitas sekaligus berat badan rendah. Kondisi ini disebabkan pola makan kurang sehat yang sudah dibangun sejak kecil. Program Shokuiku diharapkan bisa menjawab tantangan ini.
Mengembalikan kultur makan sehat khas Jepang
Tradisi makan orang Jepang dulunya terdiri atas satu set hidangan yang terdiri atas nasi, lauk berupa ikan atau daging, sup, susu atau produk turunan susu, sayur, rumput laut, kacang-kacangan, buah, dan minuman teh hijau tawar.
Namun, maraknya restoran cepat saji an pergeseran budaya membuat kultur makan dengan asupan bergizi lengkap tersebut perlahan luntur. Praktik Shokuiku digadang-gadang bisa membudayakan lagi pola makan sehat ini.
Mengikis kebiasaan makan sendirian
Perubahan sosial di Jepang, seperti industrialisasi sampai urbanisasi, membuat semakin banyak orang yang makan sendirian, terutama anak-anak dan kalangan lansia.
Kondisi ini membuat orang cenderung melewatkan sarapan sampai ogah-ogahan makan sehat. Shokuiku diharapkan bisa membudayakan kembali makan beramai-ramai, terutama saat di rumah.
Menjaga ketahanan dan keamanan pangan
Praktik Shokuiku diharapkan bisa menekan angka keracunan makanan dengan cara membiasakan publik mengonsumsi makanan yang higienis.
Praktik ini diharapkan juga bisa menekan tingkat ketergantungan impor bahan baku mentah di Jepang yang cukup tinggi. Selain itu, ajaran untuk makan secukupnya diharapkan bisa mengurangi jumlah sampah makanan berlebih.
Setelah menyimak apa itu Shokuiku, konsep program, sampai manfaatnya, tak ada salahnya mencontoh edukasi pola makan sehat ini.
https://health.kompas.com/read/2023/05/31/080100768/kenali-apa-itu-shokuiku-edukasi-membentuk-pola-makan-sehat-ala-jepang