Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Burger Batok Berpadu Kopi Kuwalat...

Kompas.com - 11/07/2009, 10:11 WIB

Oleh: Pascal s bin Saju

AROMA burger segera tercium dari Burger Batok, salah satu warung di pojok belakang deretan warung di Kompleks Waroeng Kampung, Jalan Swadaya, Kalimalang, Jakarta Timur, Jumat (10/7).

Siang itu, warung yang berada tepat di samping Markas Polsek Metro Duren Sawit itu ramai pengunjung. Mereka asyik menikmati sajian utama, yaitu burger batok. Disebut demikian karena memang identik dengan keunikan cara memasak dan penyajiannya. Daging dibakar di dalam batok kelapa, dioles dengan saus barbeque khusus, keju parut dengan mayones lezat berpadu dalam sayuran Indonesia, yaitu kol dan tomat. Semua itu ada dalam setangkup roti lembut dan empuk.

Memang, di tengah banyaknya gerai penjual burger, sebut saja Burger Blenger, Burger Edam, De Jon’s Burger, dan yang lagi ngetren sekarang Burger King, Burger Batok berusaha membuat sesuatu yang berbeda, orisinal, dan kuat rasa lokalnya.

Soal harga jangan ditanya. Pasti terjangkau. Per porsi burger hanya Rp 11.000. Kalau mau tambahan keju, harga per porsi menjadi Rp 12.000.

”Ini burger lokal khas kami, dibuat dengan sengaja untuk mengundang orang muda kembali mencintai dan bangga produk Indonesia,” kata Indriasari, pemilik dan pengelola warung Burger Batok.

Burger dihidangkan sekaligus dengan batoknya. Ini membuat panas burger lebih tahan lama. Selain itu, terhirup pula aroma wangi sangit khas batok yang menempel pada kulit roti. Kenikmatan kental terasa, terutama pada gigitan dagingnya yang diolah sendiri oleh Indriasari, perempuan asal Yogyakarta ini.

Menurut Indriasari, Burger Batok mulai dibuka pada 4 Maret tahun 2008. Usahanya yang baru berjalan dua tahun itu sudah memiliki lima cabang, termasuk di Surabaya dan Bogor. ”Kami juga baru membuka cabang di Plaza Bapindo Sudirman pada 7 Juli lalu,” kata Indriasari.

Sajian yang mengusung tema Barat dipadu dengan cita rasa lokal itu tidak saja pada burger, tetapi ada menu lainnya, seperti Mbah Spageti (spaghetti) dan Pakde Hotdog. Satu lagi produknya diberi nama Bloger, perpaduan antara kebab dan burger. Semua produk itu dijual seharga Rp 8.000 hingga Rp 11.000 per porsi.

Menu-menu yang lain tak kalah kreatif. Ada nasi goreng rakyat, nasi goreng swadaya, yakni nasi goreng zaman dahulu. Semua bahan asli dari dalam negeri dan secara khusus dimasak di wajan panas bercampur sayuran lokal, yakni pete dan kol. Harganya juga relatif murah, berkisar Rp 9.000 per porsi.

Halaman:

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau