Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cordyceps, Rahasia Stamina Kuat

Kompas.com - 17/07/2009, 19:22 WIB

KOMPAS.com - Selama berabad-abad, masyarakat Cina mulai dari pelosok desa hingga istana Kaisar sudah memanfaatkan jamur sebagai ramuan penuh khasiat. Di antara berbagai jenis jamur yang tumbuh di sana, Cordyceps sinensis menempati tempat tinggi dalam ilmu pengobatan Cina.

Cordyceps sinensis merupakan jamur langka yang hanya tumbuh di dataran tinggi Tibet. Ia memerlukan waktu 5-7 tahun untuk melengkapi siklus hidupnya. Cordyceps bersifat endoparasitoid, menumpang pada serangga dan hewan artropoda, termasuk kaki seribu.

Coryceps secara tradisional diolah dengan cara direbus dengan daging bebek dan berbagai rempah-rempah lainnya. Air rebusannya kemudian diminum atau dijadikan sup. Selain lezat, juga penuh khasiat. Ilmu pengobatan tradisional Cina menganjurkan orang mengonsumsi jamur ini untuk menguatkan stamina dan tenaga, serta meningkatkan fungsi seksual.

Sayang, harga jamur ini sangat mahal, konon lebih berharga dari emas. Karena langka dan harganya sangat mahal, hanya kalangan istana Kaisar saja yang memanfaatkan jamur ini.

Seiring dengan perkembangan zaman, inovasi pun terus dilakukan. Lewat penelitian biologis dan uji klinis selama lebih dari 200 cordyceps yang dikumpulkan dari seluruh pelosok Cina, para peneliti berhasil memperoleh strain Cs-4 dari jamur mycelia cordyceps yang punya khasiat setara dengan jamur yang tumbuh alami di dataran tinggi Tibet.

Kini manfaat dari jamur tersebut bisa kita dapatkan dalam bentuk kapsul suplemen. Dr.Jia-Shi Zhu, Senior Director of clinical affair and pharmacology dari Pharmanex, mengatakan penelitian yang dilakukan terhadap kelompok lansia, orang biasa, serta para atlet menunjukkan adanya peningkatan ketahanan dan kemampuan aerobik, serta metabolisme tubuh, setelah mereka mengonsumsi suplemen cordyceps.

Namun, berbeda dari kafein atau ephedrine, mycelia cordyceps tidak merangsang susunan saraf pusat. "Energi yang dihasilkan berasal dari metabolisme oksigen. Penelitian terhadap atlet pria menunjukkan adanya peningkatan suplai oksigen dari jantung ke otot serta mengurangi kadar asam laktat, sehingga energi lebih banyak dihasilkan," kata Zhu.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com