Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengenali Perilaku Si Pedofil

Kompas.com - 22/01/2010, 11:43 WIB

Aktivitas seks yang dilakukan penderita pedofilia bisa bervariasi, mulai dari bersenggama, menelanjangi anak, memamerkan tubuh kepada anak, masturbasi dengan anak hingga penetrasi pada mulut, vagina, atau anus dengan jari, benda asing, atau alat kelamin.

Hingga saat ini, belum diketahui penyebab pasti pedofilia. Namun, pedofilia sering kali menandakan ketidakmampuan berhubungan dengan sesama orang dewasa atau adanya ketakutan wanita untuk menjalin hubungan dengan sesama orang dewasa. Jadi, bisa dikatakan sebagai suatu kompensasi dari penyaluran nafsu seksual yang tidak dapat disalurkan kepada orang dewasa.

Reza Indragiri Amriel, ahli psikologi forensik dari Universitas Bina Nusantara, menyatakan, ada sebuah penelitian yang menunjukkan, empat dari lima pelaku pedofilia telah mengalami pelecehan seksual di masa kanak-kanak.

"Si pelaku menjelma dari individu kanak-kanak (korban) menjadi individu dewasa (pelaku) yang sama bejatnya akibat timbunan dendam, sakit hati, dan emosi-emosi negatif lainnya yang menumpuk di dalam psikisnya," katanya.

Anak-anak dengan latar belakang keluarga miskin, terutama anak-anak jalanan, sangat rentan menjadi mangsa empuk para pria yang mengidap kelainan seksual ini. Dengan iming-iming uang maupun berbagai pemberian dari sang pelaku, banyak anak terkecoh dan akhirnya jadi korban. Tak jarang korban terpaksa melayani hasrat pelaku karena mendapat ancaman.

Sayangnya, tidak mudah mengenali ciri pelaku pedofilia. Para pedofil berpenampilan biasa saja, bahkan tidak jarang penampilannya lembut, yang membuat anak-anak kecil tidak takut mendekati mereka. Tutur kata dan perilakunya juga disesuaikan dengan kebutuhannya untuk dapat berdekatan, sangat dekat sampai terpuaskan hasrat seksualnya.

Menurut psikolog Leila Budiman (Kompas, 18/1/2004), pelaku pedofilia biasanya adalah orang yang tidak mudah bergaul dengan orang dewasa, agak pemalu, dan sudah lama memerhatikan mangsanya. Ruang geraknya juga tidak terlalu jauh dari korbannya. Oleh karena itu, para orangtua sebaiknya mewaspadai orang dewasa di sekitar lingkungan anak.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau