Rekonstruksi payudara merupakan prosedur kompleks yang harus dilakukan oleh ahli bedah. Hal ini dapat dilakukan setelah operasi, di mana pasien masih berada di bawah pengaruh obat anestesi. Namun, tak sedikit pasien yang menunda rekonstruksi untuk memulihkan kondisi fisik dan emosional mereka.
Sebelum menjalani operasi rekonstruksi, demikian Samuel, pasien sebaiknya memahami prosedur operasi. Informasi mengenai biaya, risiko, serta pemulihan dan perawatan lanjutan pascaoperasi rekonstruksi payudara sebaiknya ditanyakan secara detail kepada dokter yang menangani.
Menurut Samuel, prosedur rekonstruksi dipilih berdasarkan kondisi pasien. Jika belum sampai stadium lanjut, dokter bisa melakukan skin sparing mastectomy. Dalam hal ini, dokter bedah mempertahankan kulit payudara pasien sehingga rekonstruksi segera dilakukan seusai pengangkatan kanker. Ada pula prosedur nipple sparing mastectomy, pengangkatan jaringan payudara dengan mempertahankan area puting dan areola.
Samuel memaparkan, rekonstruksi dilakukan dengan ”menambal” bagian yang berongga dengan mengambil jaringan otot dan lemak dari bagian tubuh pasien. Biasanya, jaringan diambil dari dinding perut atau punggung.
Jika seluruh jaringan payudara terpaksa diangkat, kulit dari bagian perut bisa digunakan sebagai kulit payudara. Jaringan tersebut juga bisa digunakan untuk membentuk puting susu dan areola.
Penggunaan jaringan lemak dan otot dari tubuh pasien dinilai lebih praktis. ”Pasien juga merasa lebih enak karena menggunakan bagian tubuhnya sendiri,” ujar Samuel.
Namun, kalau rongga bekas tumor terlalu besar, dan pasien tidak memiliki bagian tubuh yang bisa digunakan, ia bisa menggunakan implan payudara. Implan yang berisi silikon ataupun cairan fisiologi, misalnya natrium klorida (NaCl), bisa digunakan untuk merekonstruksi payudara.
Pada penggunaan NaCl, tubuh akan bereaksi minimal sehingga relatif lebih aman. Adapun silikon dipilih karena sifatnya yang elastis, menyerupai payudara manusia. Penempatan silikon harus sangat cermat agar tidak menimbulkan reaksi yang membahayakan bagi tubuh.
Selain prosedur tersebut, teknologi rekonstruksi payudara terus berkembang. Salah satu yang terbaru adalah mengembangkan sel punca yang membentuk jaringan payudara. Dengan cara ini, pasien mendapatkan kembali payudara secara alami. Sayangnya, prosedur baru tersebut belum dilakukan di Indonesia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.