Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menyehatkan Jiwa Warga Kota?

Kompas.com - 19/10/2011, 03:27 WIB

Dengan kondisi itu, Direktur RSKD Duren Sawit Joni H Ismoyo mengatakan, sulit untuk memberikan pelayanan kesehatan jiwa secara menyeluruh bagi warga Jakarta. Di rumah sakit itu tersedia 134 tempat tidur, sementara di RSJ Soeharto Heerdjan, Grogol, Jakarta Barat, kapasitasnya 300 tempat tidur.

Bella mengatakan, di rumah sakit jiwa, penderita gangguan jiwa mendapatkan terapi biologis, psikoterapi, rehabilitasi sosial, dan bimbingan spiritual. ”Jika dua pekan pertama penderita gangguan jiwa segera datang kemari, kemungkinan besar bisa sembuh 100 persen. Sayangnya, pasien gangguan jiwa dibawa ke RSJ setelah lebih dari enam bulan. Akibatnya, harapan sembuh hanya 30 persen,” katanya, pekan lalu.

Menteri Kesehatan Endang Rahayu Sedyaningsih, dalam peringatan Hari Kesehatan Jiwa Sedunia, mengatakan, saatnya dilakukan investasi kesehatan jiwa sejak dini. Mulai tahun 2012 pihaknya akan mempromosikan kesehatan jiwa yang menyeluruh dimulai dari sekolah dasar.

Dia berharap ada semacam latihan menghadapi persoalan yang bisa menjadi keterampilan hidup anak-anak itu pada masa mendatang. Pasalnya, persoalan akan terus ada. Ketika dewasa, mereka juga akan menghadapi sukarnya mencari pekerjaan, atau upah terbatas, yang menyebabkan antara harapan dan kenyataan tidak sama.

Jakarta terhitung terlambat dalam membangun kota yang sehat bagi jiwa warganya. Desain kota seperti dibiarkan tumbuh begitu saja sehingga menyuburkan agresivitas. Padahal, kota terus berubah seiring bertambahnya orang yang datang ke Jakarta dari sejumlah tempat di Indonesia.

Ruang-ruang publik tidak tumbuh, kalah bersaing dengan pembangunan perkantoran, permukiman, dan pusat perbelanjaan. Taman yang hijau sebagai tempat bersantai sejenak dari keriuhan dan polusi kota tidak memadai dan tidak terawat. Jalur pedestrian diokupasi pedagang dan sepeda motor sehingga tak menyisakan ruang bagi pejalan kaki.

Warga tidak memiliki saluran untuk melepaskan kepenatan yang gratis. ”Rancangan kota yang sehat secara psikis belum dijalankan dengan sungguh- sungguh. Pola kehidupan yang tidak sehat, baik secara fisik maupun mental, masih banyak ditemui di Jakarta, terutama di kantong-kantong padat penduduk,” kata Direktur Bina Kesehatan Jiwa Kementerian Kesehatan Irmansyah.

Dengan kian bertambahnya risiko gangguan jiwa, sudah saatnya pemerintah membenahi kota menuju kota yang sehat bagi jiwa warganya. Pengembalian fungsi jalur pedestrian, perawatan taman, dan penataan lalu lintas untuk mengurangi kemacetan bisa menjadi langkah awal memberi ruang bagi kepenatan warga Ibu Kota.

Kekeluargaan dan kepedulian di tengah masyarakat pun harus kembali digiatkan. (FRO/MDN)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau