KOMPAS.com - Mengonsumsi ikan yang kaya asam lemak omega 3 seperti salmon secara signifikan dapat menurunkan risiko seorang perempuan muda terkena penyakit jantung, sebagaimana dilaporkan oleh para ahli asal Denmark.
Para peneliti menemukan bahwa perempuan usia subur yang tidak pernah makan ikan memiliki risiko 50 persen lebih tinggi terkena masalah kardiovaskular ketimbang perempuan yang sering mengonsumsi ikan.
"Kami menemukan bukti bahwa meskipun hanya beberapa kali dalam sebulan seorang perempuan mengonsumsi ikan, tetapi mereka tetap diuntungkan," pemimpin penelitian Marin Strom, dari Statens Serum Institute, Copenhagen.
"Tetapi penting untuk ditekankan bahwa, untuk mendapatkan manfaat terbesar dari ikan dan minyak ikan, perempuan harus mengikuti rekomendasi diet untuk mengonsumsi ikan sebagai makanan utama setidaknya dua kali dalam seminggu," tambahnya.
Strom dan rekan mengumpulkan data 49.000 perempuan hamil antara tahun 1996-2008. Peneliti bertanya seberapa banyak dan apa jenis ikan yang mereka makan - berharap untuk mengetahui apakah mengonsumsi jenis ikan tertentu membantu mengurangi risiko penyakit kardiovaskular. Para perempuan berusia sekitar 15-49 tahun dan mereka juga ditanya tentang gaya hidup dan sejarah medis keluarga.
Selama delapan tahun masa tindak lanjut, ada 577 kejadian kardiovaskular - termasuk hipertensi, stroke dan penyakit jantung - dicatat. Lima perempuan meninggal karena penyakit kardiovaskular.
Secara keseluruhan diketahui bahwa perempuan yang sedikit mendapatkan asupan ikan atau tidak sama sekali lebih mungkin dirawat di rumah sakit terkait penyakit kardiovaskular ketimbang mereka yang sering makan ikan.
Para peneliti juga mencatat, risiko terkait kardiovaskuler tiga kali lebih tinggi pada perempuan yang tidak pernah makan ikan daripada perempuan yang mengkonsumsi ikan tinggi omega-3, setidaknya sekali seminggu.
"Sumber terbaik untuk memperoleh asam lemak omega-3 adalah salmon, herring, makarel, trout, dan Greenland halibut," kata Strom.
Menurut Strom, penelitian seperti ini sebelumnya hanya difokuskan pada laki-laki, dan bukan perempuan. "Ini adalah studi pertama yang memfokuskan secara eksklusif pada wanita usia subur," katanya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.