Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Temuan Studi Baru: Kucing Berisiko Jadi Pembawa Virus Flu Burung

Kompas.com - 20/12/2024, 16:00 WIB
Shintaloka Pradita Sicca

Penulis

Sumber CBS News, NDTV

KOMPAS.com - Sebuah studi baru memperingatkan bahwa kucing peliharaan dapat menjadi agen tak terduga pembawa virus yang memicu pandemi baru akibat flu burung.

Strain virus flu burung H5N1 yang mematikan telah lama menjadi penyebab kematian lebih dari 100 juta burung. Jarang H5N1 menginfeksi manusia.

Studi yang diplublikasikan dalam jurnal akademis Taylor and Francis menyatakan bahwa kucing peliharaan bisa menjadi jembatan yang memungkinkan strain virus flu burung H5N1 bermutasi dan lebih mudah menginfeksi manusia.

Dilansir dari NDTV, para peneliti menganalisis hal itu setelah 10 ekor kucing mati di sebuah rumah di South Dakota pada April 2024.

Baca juga: California Keadaan Darurat Flu Burung, Kenali Ini Gejala Penyakitnya...

Mereka menemukan bahwa hewan berbulu itu menunjukkan tanda-tanda masalah pernapasan dan neurologis.

Setelah analisis lebih lanjut, virus yang ditemukan pada kucing-kucing itu sangat mirip dengan flu burung versi yang terlihat pada sapi di sebuah peternakan sapi perah, sekitar 80 kilometer jauhnya.

Keberadaan bulu burung di dekat tubuh kucing menunjukkan bahwa mereka mungkin telah memakan burung liar, yang telah membawa virus itu keluar dari peternakan.

Penelitian tersebut menemukan bahwa tidak seperti hewan lain, kucing membawa dua reseptor yang dapat dengan mudah mengikat virus flu burung dan virus flu musiman.

Seiring dengan semakin cepatnya musim flu, ada kekhawatiran bahwa kucing dapat terinfeksi H5N1 dan virus flu musiman secara bersamaan.

Mutasi virus yang dihasilkan akan memungkinkan kucing, yang sering berada di sekitar manusia, untuk menularkan flu burung lebih mudah.

"Kucing yang terinfeksi mengembangkan infeksi sistemik dan menyebarkan virus melalui saluran pernapasan dan pencernaan, yang berpotensi menciptakan berbagai jalur paparan ke manusia," demikian yang disorot dalam penelitian tersebut.

"Lebih jauh lagi, kemampuan virus untuk bertahan dan beradaptasi pada inang mamalia meningkatkan kemungkinan berevolusi menjadi strain dengan daya tular yang lebih tinggi, sehingga menimbulkan ancaman zoonosis baru dengan implikasi kesehatan masyarakat yang mendalam," ungkap penelitian itu.

Baca juga: California Umumkan Darurat Flu Burung, 1 Warga Kritis

Pengawasan flu burung diperlukan

Meskipun belum ada bukti yang menunjukkan bahwa kucing telah menularkan H5N1 ke manusia, para ilmuwan memperingatkan bahwa pengawasan mendesak diperlukan untuk menjaga situasi tetap terkendali yang mungkin bisa semakin buruk ke depan.

Sebuah studi terkini di Scrips Research Institute di California menunjukkan bahwa virus flu burung dapat beradaptasi lebih cepat di kemudian hari, sehingga menimbulkan kekhawatiran tentang kemungkinan terjadinya pandemi baru.

Pada Rabu (18/12/2024), Gubernur California, Amerika Serikat (AS) Gavin Newsom mengumumkan keadaan darurat flu burung.

Halaman:

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau