Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Waspadai Kadar Gula dalam Susu Pertumbuhan

Kompas.com - 23/02/2012, 15:58 WIB

KOMPAS.com - Susu termasuk dalam bahan pangan yang baik untuk pertumbuhan anak karena kandungan gizinya yang lengkap. Namun, orangtua mesti mewaspadai kadar gula dalam susu pertumbuhan anak, apalagi jika konsumsi susu anak termasuk tinggi.

Menurut penelitian terbaru yang dilakukan J Brand-Miller dan F.Atkinson dari University of Sidney Australia, terhadap 7 jenis susu yang banyak dikonsumsi, ditemukan rata-rata produk itu memiliki kadar indeks glikemik yang tinggi karena memiliki kandungan gula tambahan.

Susu dengan kadar glikemik yang rendah adalah produk susu yang hanya mengandung laktosa saja tanpa gula tambahan.

Menurut pakar gizi Dr. Fiastuti Witjaksono, Sp.GK, indeks glikemiks adalah nilai yang dipakai untuk mengukur kemampuan suatu bahan makanan dalam menaikkan kadar gula darah.

"Makin tinggi indeks glikemik sebuah makanan, makin cepat ia membuat gula darah naik. Namun dalam waktu cepat gula darah akan cepat turunnya sehingga perut lebih cepat lapar," katanya dalam acara media edukasi bertema beban glikemik serta dampaknya pada anak di Jakarta (23/2/12).

Makanan dengan indeks glikemik yang rendah menunjukkan makanan yang mengandung karbohidrat yang melepaskan glukosa secara perlahan-lahan ke dalam aliran darah. Contohnya adalah karbohidrat kompleks serta makanan yang kaya akan serat.

Makanan dengan kandungan karbohidrat yang nilai indeks glikemik tinggi seperti gula, tepung-tepungan, dan berbagai jenis gula lain, termasuk madu, bila dikonsumsi terlalu sering bisa memicu kegemukan.

"Karbohidrat atau gula yang kita asup akan cepat direspon oleh insulin untuk diubah menjadi energi. Tetapi energi yang tidak terpakai itu akan disimpan sebagai lemak," kata Fiastuti.

Terlalu sering mengasup makanan yang mengandung indeks glikemik tinggi juga akan membuat pankreas kelelahan karena insulin harus terus dikeluarkan. "Kalau sudah begini kadar gula darah akan terus tinggi sehingga bisa memicu diabetes melitus," kata Jose Rizal Latief Batubara, Guru Besar Endokrin Anak dari FKUI/RSCM.

Anak-anak yang mengonsumsi makanan yang kaya karbohidrat sederhana juga cenderung memiliki nafsu makan lebih tinggi sehingga pertambahan berat badannya tidak terkendali.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Selamat, Kamu Pembaca Terpilih!
Nikmati gratis akses Kompas.com+ selama 3 hari.

Mengapa bergabung dengan membership Kompas.com+?

  • Baca semua berita tanpa iklan
  • Baca artikel tanpa pindah halaman
  • Akses lebih cepat
  • Akses membership dari berbagai platform
Pilihan Tepat!
Kami siap antarkan berita premium, teraktual tanpa iklan.
Masuk untuk aktivasi
atau
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau