Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Inilah Akibat Kurang Menangis

Kompas.com - 08/05/2012, 07:50 WIB

Akibat pemanjaan lainnya adalah Sebagian anak tumbuh dengan  daya juang yang rendah, dan daya tahan stresnya  kurang. Akibatnya anak mudah tertekan saat  keinginannya tidak tercapai. Kecewa dan stres saat nilainya rendah dsb. Apalagi ketika melihat orangtuanya mulai keras dan tidak seperti dulu.

Menunda keinginan anak

Dalam mengasuh anak, tidak semua keinginan anak haru dipenuhi. Sebagian perlu ditunda dan sebagian ditolak. Anak saat kecil belum bisa memahami apa itu keinginan dan kebutuhan. Pengaruh iklan dan teman, sering membuat anak meminta barang atau makanan yang dia rasa enak. Disini orang tua perlu menjelaskan, agar anak mengerti mana yang dia butuhkan, dan mana yang hanya dia ingin miliki.

Sejak kecil, kami membimbing anak untuk tidak menonton iklan. Setiap iklan mereka tukar channel TV ke siaran yang tidak ada iklan. Menjelang SMP mereka sudah lebih terbiasa dengan channel TV yang sedikit bahkan tanpa iklan (TV Kabel).

Kalau anak-anak bercerita tentang teman yang punya mainan ini dan itu, kami berusaha mendiskusikan beberapa hal: seberapa penting alat mainan itu. Latar belakang orangtuanya, dan kondisi kami sendiri. Membicarakan asas kemanfaatan mainan itu dsb. Kami juga mengajarkan apa itu keinginan dan apa itu kebutuhan.

Beberapa yang kami anggap anak memang butuh, kami tidak selalu langsung membelikannya. Kami mengajar anak untuk mendoakan, dan menunggu kami bisa membelikannya. Kami mengajar anak bahwa kalau barang mahal, kamipun perlu menabung dulu.

Ada kalanya anak kami menangis, bersungut sampai marah. Tapi kami biarkan. Toh nangis tidak membuat dia sakit. Setelah kami merasa waktunya membelikan, maka kami mengajak mereka membeli. Biasanya kami berikan mereka uang untuk membayarkan kepada kasir. Supaya mereka tahu berapa besar uang yang kami keluarkan untuk mainan atau barang itu. Inilah cara kami menunda keinginan anak.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com