KOMPAS.com - Penyakit gula atau diabetes termasuk kondisi kesehatan yang mungkin kerap kita jumpai. Bagi sebagian orang, dibates dianggap ada dua jenis, yaitu penyakit gula kering dan penyakit gula basah.
Faktanya, istilah penyakit gula kering dan penyakit gula basah tidak ada di dalam dunia medis. Diabetes sendiri dibagi menjadi dua jenis, yaitu diabetes tipe 1 yang merupakan penyakit autoimun dan diabetes tipe 2 yang disebabkan oleh pola makan tinggi gula.
Sementara untuk istilah penyakit gula kering dan gula basah dalam dunia kedokteran merujuk pada gangrene atau kondisi matinya jaringan akibat peredaran darah yang buruk akibat penumpukan glukosa.
Baca juga: Penyakit Gula Darah Menyebabkan Apa? Berikut 11 Daftarnya
Gangrene kering atau yang sering disebut dengan penyakit gula kering umumnya terjadi akibat kadar gula darah yang terlalu tinggi (hiperglikemia) sehingga mengakibatkan kerusakan pembuluh darah di seluruh tubuh.
Pembuluh darah yang rusak menyebabkan kurangnya pasokan darah ke organ dan jaringan tubuh.
Dikutip dari Mayo Clinic, ciri-ciri penyakit gula kering atau gangrene kering, antara lain kulit kering, keriput, dan tampak berwarna coklat, biru keunguan, atau hitam.
Tanda gula kering lainnya bisa berupa mati rasa dan penurunan suhu sehingga area tersebut terasa lebih dingin dibanding bagian tubuh lain.
Gangrene dapat menyebar dengan cepat ke area tubuh lainnya jika pasien diabetes tidak menjalani pengobatan maupun perubahan gaya hidup.
Gangrene kering juga dapat menyebabkan komplikasi serius, seperti sepsis atau infeksi bakteri dari jaringan gangrene, kegagalan organ, amputasi, dan kematian.
Baca juga: Apakah Penyakit Gula Berpengaruh pada Hubungan Seksual?
Dilansir dari Primaya Hospital, diabetes basah atau penyakit gula basah adalah gangrene yang terjadi akibat infeksi.
Jenis gangrene ini dapat membahayakan penderita diabetes yang memiliki gangguan sistem kekebalan karena tubuhnya kurang mampu melawan virus, bakteri, dan jenis infeksi lainnya.
Gejala gangrene basah yaitu kulit membengkak, melepuh atau muncul ulkus berair, nyeri tajam, dan berbau busuk.
Gangrene basah biasanya terjadi pada bagian tubuh yang rentan cedera atau terkena infeksi, seperti kaki, tungkai, atau perineum.
Sama seperti penyakit gula kering, gangrene basah juga bisa mengakibatkan komplikasi, berupa matinya jaringan, sepsis, amputasi, dan kegagalan organ.
Baca juga: Gula Darah Puasa Tinggi Apa yang Harus Dilakukan? Berikut 13 Daftarnya
Penderita diabetes yang mengalami gangrene kering maupun basah sebaiknya segera mencari pertolongan medis.
Dokter akan melakukan perawatan sesuai kondisi pasien, dilihat dari seberapa luas dan derajat keparahan gangrene.
Adapun tindakan medis yang mungkin dilakukan, yaitu pemberian antibiotik, operasi pengangkatan jarigan yang mati dan terinfeksi, bedah rekonstruktif untuk memperbaiki kulit yang rusak, terapi oksigen hiperbarik untuk melancarkan aliran darah, operasi vaskular, atau amputasi.
Kemudian untuk pencegahan gangrene, individu dengan diiabetes perlu menjalani pengobatan sesuai anjuran dokter dan menerapkan pola hidup sehat dan aktif untuk mengontrol gula darah.