Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 02/04/2013, 09:53 WIB

Kompas.com - Anda mungkin sering membaca berbagai anjuran untuk mengonsumsi ikan, khususnya ikan laut, minimal dua kali seminggu. Rekomendasi tersebut karena ikan adalah bahan pangan yang kaya akan omega-3 yang sangat baik untuk kesehatan otak sampai jantung.

Tubuh manusia tidak bisa menghasilkan asam lemak omega-3, sehingga kita perlu memperolehnya dari makanan. Omega-3 banyak dijumpai pada berbagai ikan laut seperti salmon, tuna, ikan cod, dan sebagainya.

Sayangnya konsumsi ikan di Indonesia tergolong rendah. Dalam laporan tahun 2007 diketahui konsumsi protein orang Indonesia yang berasal dari ikan baru sekitar 14 persen, jauh lebih rendah dari Kamboja yang mencapai 17,9 persen, atau Malaysia yang sudah mencapai 22 persen.

Mengingat pentingnya kandungan gizi dalam ikan para ahli gizi sepakat bahwa suplemen minyak ikan sebaiknya dikonsumsi sebagai tambahan sumber zat gizi.

Menurut Dr.Fiastuti Witjaksono, Sp.GK, ada tiga jenis asam lemak pada minyak ikan, yakni asam lemak tidak jenuh, asam lemak tidak jenuh tunggal, serta asam lemak tidak jenuh ganda.

Asam lemak di dalam minyak ikan akan membantu proses kecerdasan anak, meningkatkan perkembangan indra penglihatan, serta sistem kekebalan tubuh bayi dan balita.

Pada orang dewasa, minyak ikan juga berperan sangat besar dalam mengurangi inflamasi sehingga kita terhindar dari penyakit jantung, artritis rematoid, hingga penyakit demensia pada usia lanjut.

Meski berasal dari ikan, namun menurut Fiastuti suplemen minyak ikan tergolong aman untuk mereka yang mempunyai alergi ikan. "Untuk mereka yang alergi sebaiknya pilih minyak ikan yang bersumber dari ikan yang menyimpan minyaknya dalam hati (fish liver oil)," katanya dalam acara media edukasi yang diadakan oleh Champs Emulsion di Jakarta beberapa waktu lalu..

Selain kandungan asam lemak omega-3, sebaiknya pilih produk suplemen yang juga mengandung vitamin.

Kendati begitu menurut Fiastuti orangtua harus bijak sebelum memberikan suplemen untuk anak. "Harus diperhatikan dulu apakah anaknya memang kekurangan nutrisi atau tidak. Jika nutrisi sudah terpenuhi dari makanan ya tidak perlu suplemen," kata ahli nutrisi dari Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia ini.

Untuk mengetahui apakah kebutuhan nutrisi anak sudah terpenuhi bisa diperhatikan dari pola makan anak. Apakah ia tergolong anak yang susah makan atau tidak, melihat berat badannya, serta tumbuh kembangnya. Bila tidak yakin, bisa berkonsultasi dengan dokter anak.

Fiastuti mengingatkan bahaya dari kelebihan vitamin. "Beberapa jenis vitamin kalau kelebihan akan mengganggu fungsi hati dan menyebabkan proses oksidasi jadi berlebih," katanya.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau