KOMPAS.com - Obat pelangsing seperti Ozempic dan Wegovy saat ini sangat populer sebagai senjata baru untuk menurunkan berat badan. Dalam jangka pendek obat ini juga menunjukkan beragam manfaat, mulai dari memperbaiki metabolisme, mengurangi sakit, dan juga kesehatan kognitif.
Meski hal tersebut adalah tanda awal yang menjanjikan, tapi penting untuk diingat bahwa efek jangka panjang dari obat jenis agonis reseptor glukagon-like peptide 1 (GLP-1) seperti Ozempic dan Wegovy tersebut belum banyak terungkap.
Belum lama ini sejumlah peneliti telah menyuarakan kekhawatiran akan obat penurun berat badan baru seperti GLP-1, tak hanya menyebabkan hilangnya lemak tubuh namun juga massa otot. Namun belum ada cukup data untuk memastikannya.
Yang terbaru, peneliti dari Universitas Alberta, Kanada, menyebutkan bahwa penurunan massa otot itu terjadi di jantung. Otot jantung sangatlah penting karena berfungsi memompa darah dari jantung ke seluruh tubuh.
Penelitian terhadap dampak agonis GLP-1 dilakukan dengan cara memberikan semaglutide – bahan aktif dalam Ozempic – kepada tikus kurus dan gemuk tanpa diabetes atau disfungsi jantung, selama 21 hari.
Baca juga: Mengenal Ozempic, Obat Diabetes yang Berubah Jadi Pelangsing Populer
Tikus yang obesitas kehilangan sekitar 30 persen bobot tubuhnya dan 65 persen massa lemaknya dibandingkan dengan tikus yang tidak diberi obat.
Pada tikus kurus yang diberi semaglutide, peneliti menemukan penurunan 8 persen pada otot rangka dalam tiga minggu.
Pada tikus-tikus yang diberi semaglutide, memang tidak ada perubahan dalam fungsi jantung atau ketebalan dinding jantung. Namun, pada kedua kelompok itu terjadi penurunan massa jantung secara umum dan juga sel-sel otot jantung.
"Secara keseluruhan, data ini menunjukkan bahwa pengurangan ukuran jantung yang disebabkan oleh semaglutide terjadi, terlepas dari penurunan berat badan," tulis peneliti.
Untuk meneliti lebih dalam, tim yang dipimpin oleh ilmuwan Matthew Martens, menggunakan sel manusia. Di laboratorium, ketika sel otot jantung manusia diberikan semaglutide, terjadi penurunan ukuran secara signifikan.
Dengan hasil tersebut, muncul spekulasi bahwa semaglutide bisa menyebabkan penyusutan jantung dan atropi. Meski begitu, belum dapat dipastikan apakah penyusutan itu sebuah hal yang negatif. Pada sebagian kasus, hal ini justru dapat menguntungkan.
Jika temuan ini diterapkan pada manusia hidup, maka itu berarti orang dengan penyakit kardiovaskular atau atrofi otot dapat berbahaya jika menggunakan semaglutide atau obat serupa.
Baca juga: Apa yang Membuat Berat Badan Susah Turun? Berikut 10 Daftarnya…
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.