Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 27/06/2013, 10:51 WIB
Rosmha Widiyani

Penulis


KOMPAS.com -
Garam menjadi salah satu zat yang perlu diwaspadai karena konsumsinya sering kali berlebihan sehingga meningkatkan risiko hipertensi dan sakit jantung. Mereka yang sudah menderita hipertensi biasanya secara sadar berupaya membatasi garam dalam makanan, tetapi seringkali kurang mewaspada dengan "garam tersembunyi."

Garam tersembunyi biasanya terdapat pada segala jenis makanan atau bumbu yang berasa asin misalnya ikan asin, terasi, tauco, kecap atau kaldu blok.  Garam tersembunyi juga bisa hadir pada produk lain seperti, saos, sosis atau minuman elektrolit. 

Rasa asin yang ditimbulkan berbeda dengan garam. Asin pada garam tersembunyi seperti ada di belakang lidah. Rasa asin ini masih terasa kendati makanan sudah ditelan.

"Asin pada garam tersembunyi tentu harus diwaspadai. Kandungan garamnya akan mempengaruhi asupan garam keseharian," kata konsultan obesitas Dr. Grace Judio-Kahl, MSc di Jakarta, Rabu (26/5/2013).

Yang harus diwaspadai dari garam sebenarnya bukan rasa asinnya, tetapi kandungan sodium atau natrium. Garam dalam pengertian yang kita kenal sehari-hari terdiri dari sodium 40 persen dan sisanya ion klorida.

Konsumsi garam, lanjut Grace, disarankan tidak lebih dari 5 gram sehari. Ukuran ini setara dengan kurang lebih satu sendok teh.

Grace mengakui, memang sulit mengukur asupan garam tiap hari. Hal ini karena tak mudah menghitung kadar  garam dari semua yang dimakan atau minum.

Oleh sebab itu, Grace menyarankan untuk membaca kandungan garam pada kemasan, pada makanan olahan. Ia juga menyarankan untuk sedapat mungkin mengurangi sensasi asin pada makanan.

"Yang penting ada rasa asin, tidak perlu terlalu tajam. Karena sebetulnya pada bumbu atau bahan hidangan, sudah ada kandungan garamnya," kata Grace.

Contohnya, bila sudah menggunakan kecap asin sebaiknya tidak perlu menambah garam dalam masakan.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com