Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Tentukan Pilihanmu
0 hari menuju
Pemilu 2024
Kompas.com - 25/11/2013, 07:57 WIB
|
EditorAsep Candra

KOMPAS.com-Bukan rahasia jika merokok menimbulkan ketagihan luar biasa. Ketagihan ini begitu sulit dilepaskan, hingga akhirnya perokok menderita sakit yang kadang berakhir tragis.

Hal ini disadari sepenuhnya oleh Sukamto (67), seorang pria perokok aktif. Sukamto mengaku dapat menghabiskan sebungkus rokok selama 2 hari. Dari hasil pemeriksaan, kandungan karbonmonoksida (CO) dalam tubuhnya mencapai 10 ppm.

Kendati masih dalam kategori ringan, hasil tersebut menjadi peringatan penting bagi Sukamto. "Sebetulnya tidak perlu menunggu sakit untuk berhenti merokok. Walau sulit saya akan mencoba mengurangi porsi merokok," kata bapak yang kerap melakukan ronda malam tersebut.

Berhenti merokok bagi Sukamto akan menjadi tantangan tersendiri. Karena menurutnya, rokok membantunya tetap terjaga saat ronda. Rokok juga membantunya cepat akrab dengan warga lain yang mendapat giliran ronda.

Sukamto mengatakan, sebetulnya sampai saat ini dia belum merasakan dampak buruk merokok. Nafasnya memang kerap terengah bila lari atau senam pagi bersama istrinya. Namun kondisi tubuhnya secara umum dirasa tetap sehat.

Kendati begitu, dirinya bersyukur sang istri tidak memiliki kandungan CO setinggi dirinya. "Istri saya cuma 1 ppm. Mungkin karena saya selalu merokok di luar dan tidak pernah di dalam rumah. Tapi tetap saya ingin mengurangi porsi merokok," kata bapak tiga putera ini.

Rokok memang tidak langsung memberi dampak merugikan bagi para pecandu dan mereka yang tidak sengaja menghisapnya. Menurut ahli paru-paru dari RSUP Persahabatan, dr. Agus Dwi Susanto Sp.P, lamanya peningkatan kadar polutan dalam tubuh bergantung pada frekuensi dan banyaknya jumlah rokok yang diisap. Semakin sering dan banyak mengisap rokok, maka jumlah CO makin cepat meningkat.

"Perokok berat memiliki kandungan CO hingga 30 ppm. Sementara perokok ringan berkisar 10 ppm. Karena itu tidak heran bila perokok berat lebih mudah terengah dan berisiko menderita berbagai penyakit," ujarnya.

Perokok berat memiliki kandungan CO yang cukup tinggi. Gas CO kemudian berikatan dengan hemoglobin (Hb) membentuk COHb, yang mengganggu penyerapan dan sirkulasi oksigen dalam tubuh. Akibatnya, tubuh perokok berat lebih mudah terengah dan lemas, karena kekurangan oksigen.

Perokok juga menghadapi risiko penyakit jantung koroner (PJK) akibat meningkatnya kekentalan darah. "Baik perokok ringan maupun berat sebetulnya menghadapi risiko yang sama. Asap rokok persis asap knalpot, tidak peduli jenis rokoknya. Karena itu segeralah berhenti merokok," kata Agus.

Hidup sehat bebas rokok sangat dinikmati Nurhasanah yang berusia 72 tahun. Ditemui pada ulang tahun RSUP Persahabatan ke-50 di Jakarta pada Minggu (24/11/2013), nenek 5 cucu ini tampak menikmati suasana dan agenda yang diadakan. Nenek ini bahkan tidak segan ikut bermandi matahari bersama peserta lainnya. Menurutnya lingkungan bebas rokok menjadi resep mujarab kesehatan nenek yang tinggal di Klender ini.

Hal serupa dikatakan Siti Masriah (48), yang hanya memiliki kandungan CO 2 ppm dalam tubuhnya. Siti mengatakan kendati memiliki seorang suami dan 2 orang putera, dirinya selalu menekankan ruginya merokok.

"Kita udah nggak kaya. Masa mau sakit gara-gara rokok ? Mending duitnya buat yang lain. Saya juga selalu negur siapa saja di dekat saya yang merokok. Kalau bilanginnya baik-baik pasti dia nurut dan malu," tutur ibu yang berdomisili di Pondok Bambu ini.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Rekomendasi untuk anda
27th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+