Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 13/12/2013, 19:14 WIB
Unoviana Kartika

Penulis

Sumber FOXNews

KOMPAS.com â€” Sebuah terapi yang tidak biasa untuk penyembuhan autisme kini tengah dikembangkan oleh para peneliti di Amerika Serikat. Mereka menggunakan kolam panas untuk meningkatkan suhu tubuh sebagai bagian dari terapi. Selain itu, mereka juga mengembangkan terapi menggunakan cacing parasit untuk menyembuhkan gangguan tersebut.

Para peneliti mengatakan, riset ini mendukung teori yang menyebutkan bahwa respons inflamasi tubuh yang terganggu berperan dalam terjadinya autisme. "Ada bukti yang menyebutkan inflamasi memiliki peran yang penting dalam gejala neuropsikiatri," ujar ketua penelitian Eric Hollander, profesor di Albert Einstein College of Medicine di New York.

Menurut hipotesis hygiene, orang yang berpindah dari pedesaan ke perkotaan mengalami perubahan flora normal dalam pencernaannya. Hal inilah yang berkaitan dengan penyakit peradangan imun.

Baca juga: Ashanty Puasa 120 Jam, Ini Pendapat Dokter tentang Prolonged Fasting…

Pusat pengendalian dan pencegahan penyakit Amerika Serikat (CDC) mengatakan, satu dari 88 anak mengalami beberapa bentuk autisme. Bukti menunjukkan, kondisi tersebut merupakan hasil dari sistem imun yang terlalu aktif sehingga inflamasi dalam tubuh pun tinggi.

Teori tersebut juga didukung oleh fakta yang menunjukkan saat mengalami demam, gejala klinis anak autis membaik. Ini karena saat temperatur tubuh tinggi, sistem tubuh akan mengeluarkan sinyal anti-inflamasi yang protektif.

Untuk membuktikannya, Hollander dan timnya menguji coba anak penyandang autisme untuk ditempatkan pada kolam panas dengan suhu 36,7 hingga 39 derajat celsius. Ternyata saat ditempatkan pada kolam panas bersuhu 39 derajat celsius, ada perbaikan dari gejala autisme dibandingkan dengan suhu 36,7 derajat.

Baca juga: Bukan Iseng atau Bercanda, Tanda Tangan Emoji Senyum Kapolda Babel Ternyata Asli

Dalam tahap kedua, para peneliti mengukur manfaat yang didapatkan dari Trichuris suis ova (TSO) , telur dari cacing parasit helminth trichura. Cacing tersebut dikenal sebagai parasit pada babi, tetapi tidak pada manusia, sehingga tidak menyebabkan penyakit saat berada pada saluran pencernaan manusia.

Untuk bisa bertahan hidup dalam tubuh manusia, maka cacing tersebut harus meredam inflamasi. Studi sebelumnya menunjukkan, TSO sukses mengatasi penyakit imun tertentu, seperti penyakit Crohn. Inilah yang menjadi dasar peneliti untuk optimistis menggunakannya pada pasien autisme.

Dalam studi tersebut, peserta diminta untuk menelan 2.500 telur cacing dalam bentuk sediaan pil setiap dua minggu selama 12 minggu. Mereka juga diberi plasebo di 12 minggu lainnya pada beberapa peserta yang dipilih acak. "Hasilnya, ada kemajuan yang terlihat pada peserta yang diberi pil telur cacing," ujar Hollander.

Kendati demikian, para peneliti mengaku masih harus mengembangkan penelitian ini lebih jauh lagi. Hal itu guna mengantisipasi adanya deviasi dari data temuan sebelumnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Berikan Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE
 
Pilihan Untukmu
Konten disembunyikan.
Muat ulang halaman untuk perbarui rekomendasi.

Tren

5 Tanda Gagal Ginjal yang Terlihat pada Kaki, Kenali Cirinya

api-1 . NEXT-READ-V2
Konten disembunyikan.
Muat ulang halaman untuk perbarui rekomendasi.

Brandzview

Tip Jitu Kelola Gaji biar Enggak Kandas di Minggu Pertama

api-1 .
Konten disembunyikan.
Muat ulang halaman untuk perbarui rekomendasi.

Tren

5 Tanda Adanya Masalah di Jantung yang Sering Diabaikan, Apa Saja?

api-1 . NEXT-READ-V2
Konten disembunyikan.
Muat ulang halaman untuk perbarui rekomendasi.

News

Mensos Kaji Usulan Dedi Mulyadi soal KB Vasektomi Jadi Syarat Bansos

api-1 . CONTEXT-PERSON
Konten disembunyikan.
Muat ulang halaman untuk perbarui rekomendasi.

Regional

Pengelola Pasar Caringin Siap Bersihkan Ribuan Ton Sampah Sesuai Perintah Dedi Mulyadi

api-1 . CONTEXT-PERSON
Konten disembunyikan.
Muat ulang halaman untuk perbarui rekomendasi.

News

Dedi Mulyadi Sebut Suami yang Divasektomi Dapat Insentif Rp 500.000

api-1 . CONTEXT-PERSON
Konten disembunyikan.
Muat ulang halaman untuk perbarui rekomendasi.

Brandzview

Bayar PBB Sekarang Bisa dari Mana Saja, Cukup Pakai BRImo

api-1 .
Konten disembunyikan.
Muat ulang halaman untuk perbarui rekomendasi.

Prov

Dedi Mulyadi Dorong Program Vasektomi, KB Pria Akan Jadi Syarat Terima Beasiswa dan Bansos

api-1 . CONTEXT-PERSON
Konten disembunyikan.
Muat ulang halaman untuk perbarui rekomendasi.

Regional

Ancaman Pembunuhan Tak Bikin Nyali Dedi Mulyadi Ciut, Kampung Preman Pun Didatangi

api-1 . CONTEXT-PERSON
Konten disembunyikan.
Muat ulang halaman untuk perbarui rekomendasi.

News

Lokasi SIM Keliling di Jakarta Hari Ini 4 Desember 2024

api-1 . CONTEXT-EVENT
Konten disembunyikan.
Muat ulang halaman untuk perbarui rekomendasi.

News

Lokasi SIM Keliling di Jakarta Hari Ini 5 Desember 2024

api-1 . CONTEXT-EVENT
Konten disembunyikan.
Muat ulang halaman untuk perbarui rekomendasi.

Lifestyle

Ashanty Puasa 120 Jam, Ini Pendapat Dokter tentang Prolonged Fasting…

api-1 . CONTEXT
Konten disembunyikan.
Muat ulang halaman untuk perbarui rekomendasi.

Regional

Bukan Iseng atau Bercanda, Tanda Tangan Emoji Senyum Kapolda Babel Ternyata Asli

api-1 . CONTEXT
Konten disembunyikan.
Muat ulang halaman untuk perbarui rekomendasi.

News

Penjualan Minuman Keras Jadi Alasan Warga Tolak Pembukaan Bar di Hotel Kartika One

api-1 . CONTEXT

Terkini Lainnya

Peredaran Kosmetik Ilegal Tembus Rp 31,7 Miliar, BPOM Temukan Banyak Pelanggaran

Peredaran Kosmetik Ilegal Tembus Rp 31,7 Miliar, BPOM Temukan Banyak Pelanggaran

Health
Menkes: Kolaborasi Kemenkes dan Kemenag Tekan Angka Kematian Jemaah Haji

Menkes: Kolaborasi Kemenkes dan Kemenag Tekan Angka Kematian Jemaah Haji

Health
Minat Vasektomi di Indonesia Rendah, Kenapa? Ini Kata Dokter…

Minat Vasektomi di Indonesia Rendah, Kenapa? Ini Kata Dokter…

Health
Minuman Manis Picu Diabetes Tipe 2, Dokter Ingatkan Bahayanya

Minuman Manis Picu Diabetes Tipe 2, Dokter Ingatkan Bahayanya

Health
Remaja Sehat Diam-diam Berisiko Alami Kerusakan Jantung, Ini Penyebabnya…

Remaja Sehat Diam-diam Berisiko Alami Kerusakan Jantung, Ini Penyebabnya…

Health
Gigi Berlubang Parah? Ini Tanda Butuh Perawatan Saluran Akar Gigi

Gigi Berlubang Parah? Ini Tanda Butuh Perawatan Saluran Akar Gigi

Health
Tips Cegah Heat Stroke hingga MERS bagi Calon Haji, Ini Kata Pakar

Tips Cegah Heat Stroke hingga MERS bagi Calon Haji, Ini Kata Pakar

Health
Apa Beda Gejala Serangan Jantung Biasa dan Mematikan? Ini Kata Dokter

Apa Beda Gejala Serangan Jantung Biasa dan Mematikan? Ini Kata Dokter

Health
Kenali Akar Kenakalan Remaja, Bukan Langsung Mengirim ke Barak

Kenali Akar Kenakalan Remaja, Bukan Langsung Mengirim ke Barak

Health
Apa Saja Faktor Risiko Kematian Mendadak? Ini Penjelasan Dokter

Apa Saja Faktor Risiko Kematian Mendadak? Ini Penjelasan Dokter

Health
Wajah Bengkak hingga Nyeri Bahu Bisa Jadi Tanda Tersembunyi Kanker Paru-paru

Wajah Bengkak hingga Nyeri Bahu Bisa Jadi Tanda Tersembunyi Kanker Paru-paru

Health
Kemenkes Imbau Jemaah Haji Jaga Cairan Tubuh, Suhu Madinah Tembus 41 Derajat Celcius

Kemenkes Imbau Jemaah Haji Jaga Cairan Tubuh, Suhu Madinah Tembus 41 Derajat Celcius

Health
RS Siloam Gelar Skrining Kanker Payudara Gratis di Yogyakarta, Diikuti 1.000 Lebih Perempuan

RS Siloam Gelar Skrining Kanker Payudara Gratis di Yogyakarta, Diikuti 1.000 Lebih Perempuan

Health
Pengendalian Penyakit di Indonesia Andalkan Petugas Kesehatan Daerah

Pengendalian Penyakit di Indonesia Andalkan Petugas Kesehatan Daerah

Health
Apakah Vasektomi Sakit? Ini Kata Dokter…

Apakah Vasektomi Sakit? Ini Kata Dokter…

Health
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
TNI Batalkan Mutasi Putra Try Sutrisno, Letjen Kunto Tetap Jadi Pangkogabwilhan 1
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau