Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 19/12/2013, 09:21 WIB
|
EditorAsep Candra


KOMPAS.com —
Siapa pun tentu menginginkan tubuh yang sehat. Untuk mendapatkannya, setiap orang akan berupaya sebaik mungkin menjalankan pola hidup sehat. Salah satunya adalah dengan memperbaiki pola makan.

Namun bila perubahan pola makan dilakukan seketika, risiko negatif dapat muncul. Menurut riset yang dipublikasikan dalam jurnal Nature, perubahan pola makan secara drastis dapat memengaruhi kesehatan saluran pencernaan.

Riset yang dipimpin peneliti asal Harvard University AS ini melibatkan 10 pria dan wanita berusia 21-33 tahun. Mereka diharuskan mengonsumsi dua jenis hidangan yang berbeda. Hidangan pertama berbahan dasar gandum, kacang, sayur, dan buah, sedangkan hidangan kedua merupakan olahan hewani yang terdiri atas daging, telur, dan keju.

Hasil pemantauan menunjukkan, populasi mikroorganisme dalam saluran pecernaan peserta mengalami perubahan drastis. Perubahan ini juga berlangsung dengan cepat.

Setelah lima hari, saluran pencernaan responden yang mengonsumsi hidangan pertama kaya bakteri yang memproses asam amino. Asam amino merupakan penyusun protein yang berasal dari gula tanaman.

Sementara itu, pengonsumsi hidangan kedua, saluran pencernaannya penuh bakteri yang mengolah protein. Beberapa bakteri tersebut berhubungan dengan gangguan usus atau inflammatory bowel disease (IBD).  

Hasil riset ini menjawab ketidaknyamanan sebagian orang seusai makan, misalnya rasa kembung atau sakit perut. Rasa tidak nyaman tersebut timbul akibat gangguan keseimbangan bakteri pada saluran pencernaan. Hal ini terjadi karena seseorang tidak mungkin hanya makan satu jenis hidangan saja.

Karena itu, bila perut terasa sakit atau tidak nyaman, sebaiknya segera perhatikan perubahan pola makan yang dilakukan. Makin cepat perubahan pola makan dilakukan, maka ketidaknyamanan lebih cepat dirasakan. Perubahan pola makan ini harus dikatakan bila memutuskan berkonsultasi ke dokter.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Video rekomendasi
Video lainnya

Rekomendasi untuk anda
27th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com