Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 19/06/2014, 09:31 WIB
Unoviana Kartika

Penulis

KOMPAS.com - Pembesaran prostat merupakan kondisi yang cukup umum di alami pria berusia tua di atas 60 tahun. Ya, risiko pembesaran prostat memang meningkat seiring bertambahnya usia.

Dokter spesialis urologi dari RS Premier Bintaro Gideon FP Tampubolon memaparkan, di usia 60 tahun risiko pembesaran prostat adalah 60 persen dan di usia 80 tahun risikonya meningkat menjadi 80 persen.

"Sebenarnya usia 100 tahun juga menjadi 100 persen, namun biasanya belum mencapai usia itu, orang sudah meninggal lebih dulu. Intinya, pria berusia tua pasti mengalami pembesaran prostat," kata dia dalam media gathering beberapa waktu lalu, di Tangerang Selatan.

Peningkatan risiko tersebut meningkat karena pengaruh dari penambahan kadar hormon estrogen pada pria yang berusia tua. Kadar estrogen meningkat sedikit meskipun tidak terlalu signifikan, dan meningkatkan sensitivitas kelenjar prostat pada hormon testosteron.

Hormon testosteron merupakan hormon seksual pada pria yang memicu pembesaran prostat. Karena sensitivitas kelenjar prostat terhadap testosteron lebih tinggi, maka risikonya untuk membesar pun meningkat.

Pembesaran prostat ditandai dengan gejala seperti sulit menahan kencing, sering kencing, dan sering kencing di malam hari. Selain itu, pembesaran prostat bisa diketahui dengan pancaran kencing yang lemah, kencing terputus-putus, harus menunggu sebelum kencing, mengedan, dan tidak mampu menahan kencing.

Cara klasik dalam memecahkan masalah ini adalah dengan operasi bedah yaitu mengurangi sebagian kelenjar prostat yang membesar. Namun dengan bertambah majunya teknologi, pembuangan sebagian kelenjar prostat juga bisa dilakukan dengan teknik laser.

Kedua metode tersebut, kata Gideon, memiliki keunggulan dan kekurangan masing-masing. Namun biasanya sebelum memilih metode apa yang digunakan, dokter akan terlebih dulu mengomunikasikannya pada pasien.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com