Penyakit ebola atau demam berdarah ebola merupakan infeksi akut. Virus berinkubasi dalam tubuh selama dua hingga 21 hari. Gejala awalnya mirip dengan influenza, yakni demam tinggi, otot nyeri, sakit tenggorok, lemah, muntah, dan diare.
Virus ebola merusak beberapa sel seperti yang ditarget oleh HIV. Meski begitu, infeksi ebola jauh lebih agresif dan memusnahkan sistem kekebalan tubuh.
Begitu penyakit ini berkembang, mata penderita menjadi merah dan kulit berbintik-bintik. Dalam beberapa kasus, organ penderita tidak berfungsi dan terjadi perdarahan hebat. Perdarahan bisa terjadi pada mata, telinga, atau mulut.
Virus ini menular melalui kontak dengan darah, cairan, ataupun cairan hewan yang sudah tertular. Jika manusia terinfeksi, penyakit ini akan dengan cepat menular. Petugas kesehatan dan keluarga pasien adalah kelompok yang paling rentan.
Wabah yang terjadi saat ini tergolong yang paling cepat menyebar. Gejala virus ebola yang mirip dengan influenza sering membuat penyakit ini sulit didiagnosis. Karena itu, pasien diminta waspada karena virus ini hanya butuh waktu beberapa hari untuk masuk ke stadium selanjutnya.
Belum ada vaksin ataupun obat untuk penyakit ebola. Pasien hanya diberi terapi penunjang, seperti infus, untuk menyeimbangkan cairan dan elektrolit tubuh, mempertahankan tekanan darah dan kadar oksigen tubuh, serta mengobati penyakit yang muncul.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.