Kabar baiknya, jika Anda masih mengalami ereksi pagi (meski tak sesering dulu), berarti kemungkinan Anda mengalami penyakit ini cukup rendah.
1. Hipertensi
Diperkirakan satu dari tiga pria tidak tahu bahwa dirinya menderita tekanan darah tinggi. Salah satu tanda penting dari hipertensi adalah impotensi. Seiring bertambahnya usia, pembuluh darah menjadi lebih sempit dan kaku. Perubahan ini memaksa tekanan darah dalam tubuh untuk meningkat seiring jantung yang harus memompa lebih keras supaya darah dapat mencapai seluruh tubuh. Fenomena ini berpotensi merusak arteri dan mengurangi aliran darah ke penis. Akibatnya, penis pun sulit menjadi keras.
Segera konsultasikan ke dokter untuk memeriksa tekanan darah Anda. Perubahan gaya hidup seperti memperbanyak olahraga dan mengurangi konsumsi garam dapat memperbaiki tekanan darah. Beritahu dokter bila Anda sedang mengonsumsi obat-obatan tertentu dan sudah menderita impotensi. Pasalnya, obat seperti thiazide diuretik dan penghambat beta dapat memperparah impotensi.
2. Penyakit jantung
Campuran dari stres, diet yang tidak sehat, kurang olahraga, konsumsi alkohol, dan merokok sangat berpotensi menyebabkan kolestrol tinggi dan penyakit jantung. Dua gangguan ini mempersempit pembuluh darah sehingga aliran ke jantung semakin sedikit, termasuk menuju penis. Ereksi yang lemah bisa jadi tanda awal gangguan kolesterol dan penyakit jantung.
"Lebar pembuluh darah di penis itu 1 sampai 2 mm, lebih kecil dibanding pembuluh di jantung yang sekitar 3 sampai 4 mm. Akibatnya, mereka akan lebih cepat menunjukkan tanda-tanda penyempitan," kata Dr. Graham Jackson, ahli kardiologi.
Impotensi rata-rata terjadi tiga tahun sebelum terjadi masalah jantung, terutama bagi pria berusia 40 sampai 50 tahun. "Pria yang menderita disfungsi ereksi (DE) punya risiko 50 kali lebih besar terkena penyakit jantung daripada mereka yang jantungnya sehat," ujarnya.
3. Diabetes
Penyakit kencing manis yang tidak ditangani dapat menyebabkan impotensi yang permanen! Bila Anda didiagnosis atau sudah pernah menderita diabetes, mulailah menjaga kadar gula darah melalui diet dan konsumsi obat-obatan. Hal ini dapat membantu mencegah impotensi.
"Lebih dari 50 persen penderita diabetes akan mengalami impotensi di satu titik, dan risikonya akan semakin besar seiring bertambah tua," kata Sudhanshu Chitale, ahli urologi.
4. Pembesaran prostat
Masalah prostat sangat umum terjadi karena faktor usia, salah satunya prostatis. Gangguan ini disebabkan karena infeksi bakteri yang membuat kelenjar prostat membesar. Prostat membengkak juga salah satu gangguan yang berhubungan dengan testosteron. Dua gangguan ini dapat menyebabkan rasa sakit, sulit buang air kecil, dan DE sementara.
Prostatis dapat diatasi dengan antibiotik. Biasanya konsumsi selama empat minggu sudah cukup untuk menyembuhkannya. Pembesaran prostat juga bisa diobati. Namun, perawatan untuk kanker prostat bisa memiliki efek samping impotensi.
5. Testosteron rendah
Hormon inilah yang meningkatkan libido dan kemampuan untuk ereksi. Kadarnya akan menurun seiring bertambahnya usia. Pada usia 75 tahun, kadar testosteron seseorang hanyalah setengahnya dibanding saat ia berusia 20 tahun. Tetapi menurut para ahli sangat jarang impotensi yang disebabkan karena rendahnya testosteron.
Segera tes darah untuk mengetahui kadar testosteron. Normalnya, kadar testosteron adalah 12 nanomol per liter. Dikatakan rendah bila angkanya kurang dari 8. Jika kadar testosteron rendah dokter akan memberikan terapi pengganti testosteron.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.