Hal ini dibuktikan dalam penelitian yang dilakukan Christian Nicholas dan rekan-rekannya dari Universitas Melbourne. Penelitian ini diterbitkan dalam jurnal Alcoholism: Clinical & Experimental Research.
Nicholas dan timnya mengatakan, banyak orang yang merasa bisa cepat mengantuk setelah minum alkohol. Mereka pun tertarik untuk mengamati reaksi otak secara fisiologis pada seseorang yang baru saja minum alkohol sedang tidur.
Mereka meneliti anak muda berusia 18-21 tahun di Melbourne School of Psychological Sciences Laboratory Sleep. Pada malam hari sebelum tidur, peneliti memberikan anak-anak muda tersebut jus jeruk dan kelompok lainnya diberikan vodka.
Mereka kemudian diminta untuk tidur seperti biasanya. Untuk penelitian ini, kepala mereka dipasang elektroda untuk mengukur pola gelombang otak saat tidur dengan electroencephalogram (EEG).
Hasilnya, mereka yang minum alkohol menunjukkan gelombang yang lebih lambat dalam pola tidurnya. Penelitian melihat gelombang delta pada otak. Namun, pada saat yang bersamaan, gelombang alpha di otak juga meningkat. Gelombang alpha di otak biasanya terjadi ketika seseorang tak sedang beristirahat.
Ketika aktivitas delta dan alpha terjadi bersama-sama, pola tidur terganggu. Aktivitas ganda tersebut biasanya juga terjadi pada orang-orang yang tengah sakit kronis.
"Orang-orang cenderung merasa alkohol yang membantu mereka tertidur sedikit lebih cepat. Tapi ketika Anda benar-benar melihat apa yang terjadi saat tidur, kualitas tidur mereka tidak baik,” kata Nicholas.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.