Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 24/01/2015, 13:00 WIB
Dian Maharani

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com –
Anak stunting atau anak yang bertubuh pendek lebih berisiko menderita penyakit tidak menular seperti jantung, kanker, dan diabetes. Anak stunting adalah mereka yang bertubuh pendek karena mengalami kekurangan gizi.

“Anak yang stunting bisa mengalami kegagalan motorik, lebih berisiko kena penyakit tidak menular,” ujar Direktur Bina Gizi Kementerian Kesehatan Dody Izwardy dalam diskusi di Jakarta, Jumat (23/1/2015).

Anak yang stunting lebih mudah sakit karena daya tahan tubuhnya rendah. Stunting mengganggu perkembangan fisik dan kemampuan kognitif anak.

Baca juga: Ashanty Puasa 120 Jam, Ini Pendapat Dokter tentang Prolonged Fasting…

Dody menjelaskan, anak stunting memiliki tinggi badan di bawah standar pada umur tertentu. Anak diduga stunting jika lahir dengan panjang di bawah 48 cm dan berat badannya rendah. Anak berisiko stunting jika sang ibu tidak cukup gizi saat hamil.

Menurut Dody, belum banyak masyarakat yang mengenal stunting. Angka stunting di Indonesia pun diperkirakan masih tinggi. Berdasarkan Riset Kesehatan Dasar 2013, prevalensi stunting nasional mencapai 37,2 persen. Jumlah ini meningkat dari tahun sebelumnya yakni, 35,6 persen pada 2010. Indonesia pun menempati urutan kelima di dunia untuk jumlah anak stunting.

Direktur Proyek Kesehatan dan Gizi Berbasis Masyarakat untuk Mengurangi Stunting (PKGBM) Milleium Challenge Account (MCA)- Indonesia, Minarto mengatakan, angka stunting menjadi parameter penting bagi kualitas sumber daya manusia di Indonesia.

Baca juga: Bukan Iseng atau Bercanda, Tanda Tangan Emoji Senyum Kapolda Babel Ternyata Asli

Berdasarkan penelitian yang dilakukan MCA Indonesia pada September-Oktober 2014, masih banyak keluarga yang belum menerapkan pola makan, pola asuh, dan sanitasi yang cukup untuk menunjang tumbuh kembang anak.

Hasil survei, 43 persen ibu hamil mengaku makan kurang dari 3 kali sehari dan 35 persen mengaku makan lebih sedikit pada trisimster pertama kehamilan karena mual. Selain itu 55 persen responden pun tidak memberikan Air Susu Ibu (ASI) eksklusif selama minimal 6 bulan.

Selain itu, 62 persen anak berusia 6-23 bulan juga hanya konsumsi satu sampai dua kelompok makanan saja seperti serealia dan sayuran. Sekitar 40 persen anak pun makan kurang dari tiga kali sehari.

“Itu karena tidak ada kebiasaan sarapan dan sang ibu memberi makanan hanya saat anak meminta,” ujar Minarto.

 
 
 
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Berikan Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE
 
Pilihan Untukmu
Konten disembunyikan.
Muat ulang halaman untuk perbarui rekomendasi.

Tren

5 Tanda Gagal Ginjal yang Terlihat pada Kaki, Kenali Cirinya

api-1 . NEXT-READ-V2
Konten disembunyikan.
Muat ulang halaman untuk perbarui rekomendasi.

Brandzview

Tip Jitu Kelola Gaji biar Enggak Kandas di Minggu Pertama

api-1 .
Konten disembunyikan.
Muat ulang halaman untuk perbarui rekomendasi.

Tren

Tanda-tanda Gula Darah Tinggi di Malam Hari yang Sering Diabaikan, Apa Saja?

api-1 . NEXT-READ-V2
Konten disembunyikan.
Muat ulang halaman untuk perbarui rekomendasi.

News

Mensos Kaji Usulan Dedi Mulyadi soal KB Vasektomi Jadi Syarat Bansos

api-1 . CONTEXT-PERSON
Konten disembunyikan.
Muat ulang halaman untuk perbarui rekomendasi.

Regional

Pengelola Pasar Caringin Siap Bersihkan Ribuan Ton Sampah Sesuai Perintah Dedi Mulyadi

api-1 . CONTEXT-PERSON
Konten disembunyikan.
Muat ulang halaman untuk perbarui rekomendasi.

News

Dedi Mulyadi Sebut Suami yang Divasektomi Dapat Insentif Rp 500.000

api-1 . CONTEXT-PERSON
Konten disembunyikan.
Muat ulang halaman untuk perbarui rekomendasi.

Brandzview

Bayar PBB Sekarang Bisa dari Mana Saja, Cukup Pakai BRImo

api-1 .
Konten disembunyikan.
Muat ulang halaman untuk perbarui rekomendasi.

Prov

Dedi Mulyadi Dorong Program Vasektomi, KB Pria Akan Jadi Syarat Terima Beasiswa dan Bansos

api-1 . CONTEXT-PERSON
Konten disembunyikan.
Muat ulang halaman untuk perbarui rekomendasi.

Regional

Ancaman Pembunuhan Tak Bikin Nyali Dedi Mulyadi Ciut, Kampung Preman Pun Didatangi

api-1 . CONTEXT-PERSON
Konten disembunyikan.
Muat ulang halaman untuk perbarui rekomendasi.

News

Lokasi SIM Keliling di Jakarta Hari Ini 4 Desember 2024

api-1 . CONTEXT-EVENT
Konten disembunyikan.
Muat ulang halaman untuk perbarui rekomendasi.

News

Lokasi SIM Keliling di Jakarta Hari Ini 5 Desember 2024

api-1 . CONTEXT-EVENT
Konten disembunyikan.
Muat ulang halaman untuk perbarui rekomendasi.

Lifestyle

Ashanty Puasa 120 Jam, Ini Pendapat Dokter tentang Prolonged Fasting…

api-1 . CONTEXT
Konten disembunyikan.
Muat ulang halaman untuk perbarui rekomendasi.

Regional

Bukan Iseng atau Bercanda, Tanda Tangan Emoji Senyum Kapolda Babel Ternyata Asli

api-1 . CONTEXT
Konten disembunyikan.
Muat ulang halaman untuk perbarui rekomendasi.

News

Penjualan Minuman Keras Jadi Alasan Warga Tolak Pembukaan Bar di Hotel Kartika One

api-1 . CONTEXT

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Mendagri India: Kami Akan Basmi Semua Teror, Dunia Dukung New Delhi
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau