Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Tentukan Pilihanmu
0 hari menuju
Pemilu 2024
Kompas.com - 17/06/2015, 14:11 WIB
|
EditorLusia Kus Anna

JAKARTA, KOMPAS.com - Penyakit demam berdarah dengue (DBD) sepertinya sudah menjadi penyakit langganan dan sampai saat ini Jakarta belum bisa lepas dari virus yang dibawa nyamuk Aedes aegypti ini.

Kasus DBD selalu ada tiap tahun, bahkan dalam jumlah yang tak sedikit. Tahun ini, hingga pertengahan Juni tercatat ada 3.425 kasus DBD di Jakarta.

Kepada Bidang Pengendalian Masalah Kesehatan dari Dinas Kesehatan DKI Jakarta Widyastuti mengungkapkan, ada tiga faktor utama yang menyebabkan kasus DBD belum berhasil diberantas.

Pertama, DBD disebabkan oleh virus dengue yang hingga saat ini masih terjangkit pada banyak orang. Belum ada vaksin untuk mencegah virus menginfeksi tubuh. Vaksin DBD yang sudah melewati tahap penelitian akhir, diharapkan dapat segera digunakan pada tahun 2016 mendatang.

Kedua, faktor manusia itu sendiri. Menurut. Widyastuti, masing-masing orang memiliki daya tahan tubuh dan reaksi yang berbeda-beda terhadap virus dengue. Gejala DBD juga sulit dikenali karena awalnya hanya seperti demam biasa. Belum lagi, kesadaran masyarakat untuk melakukan 3M (menutup, menguras, dan mendaur ulang) masih rendah.

Ketiga, yaitu faktor lingkungan. "Faktor lingkungan pengaruhnya kuat. Nyamuk itu kan hidup di iklim tropis," terang Widyastuti di Balai Kota beberapa waktu lalu.

Nyamuk Aedes yang membawa virus dengue pun memiliki ciri khas menyukai air bersih sehingga sangat dekat dengan kehidupan manusia sehari-hari. Widyastuti mengatakan, pengaruh cuaca tidak bisa diintervensi sehingga perlu kesadaran manusia untuk membasmi DBD. Agar mencapai target Jakarta Bebas DBD 2020, Pemprov DKI terus mengalakkan peran Jumantik atau juru pemantau jentik di setiap perumahan.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Rekomendasi untuk anda
27th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+