KOMPAS.com - Wanita yang mengalami peristiwa traumatis dan berkembang hingga menyebabkan gangguan stres pasca trauma atau post traumatic stress disorder (PTSD) akan meningkatkan risiko terserang penyakit jantung, menurut hasil sebuah studi besar.
Dalam studi tersebt, peneliti menemukan bahwa wanita memiliki empat atau lebih gejala PTSD setelah mengalami peristiwa traumatis. Dan 60 persen peningkatan risiko penyakit kardiovaskular, seperti serangan jantung atau stroke, dibandingkan dengan wanita yang tidak mengalami trauma selama periode 20 tahun.
Penelitian menemukan, wanita yang mengalami peristiwa traumatis tetapi tidak melaporkan gejala PTSD mengalami peningkatan risiko penyakit kardiovaskular sebanyak 45 persen.
“PTSD sering kali hanya dianggap sebagai gangguan psikologis,” ujar Jennifer Sumner, penulis utama studi dan epidemiologi di Columbia University’s Mailman School of Public Health.
“Apa yang kami temukan menunjukkan bahwa PTSD memiliki efek yang berbahaya bagi kesehatan mental, juga bagi kesehatan fisik,” kata Sumner.
PTSD, yang memengaruhi hampir 8 juta orang Amerika setiap tahunnya, dua kali lebih sering terjadi pada wanita dibanding pada pria. Menurut National Center for PTSD, gejala yang muncul termasuk kilas balik dari trauma, insomnia dan mati rasa secara emosi.
Dalam studi baru, yang telah diterbitkan 29 Juni lalu di jurnal Circulation, para peneliti mengumpulkan data dari hampir 50.000 perempuan yang terdaftar dalam studi yang berjalan dalam waktu panjang yang disebut Nurse’s Health Study II. Setiap dua tahun selama dua dekade, para peserta menunjukkan indikasi bahwa mereka telah mengalami serangan jantung atau stroke (para peneliti mendapatkannya dari catatan medis setiap peserta). Di tahun terakhir penelitian, peserta juga diminya mengisi kuesioner yang berisi tentang pertanyaan apakah mereka pernah mengalami trauma dan gejala PTSD.
Para peneliti juga menentukan sejauh mana perilaku kesehatan wanita, seperti merokok dan kurangnya olahraga serta kondisi medis lainnya, seperti riwayat tekanan darah tinggi dilihat sebagai hubungan antara pengalaman traumatis dengan penyakit jantung. Para peneliti menemukan, pada wanita yang mengalami trautama dan muncul empat gejala PTSD, faktor-faktor lain menyumbang setengahnya. Hal ini menunjukkan bahwa hubungan antara PTSD dan penyakit jantung tidak hanya fisiologis, tetapi perilaku kesehatan juga memainkan peran penting, kata para peneliti.
Temuan baru ini menunjukkan "pentingnya untuk melihat kesehatan fisik pada wanita dengan PTSD dan memiliki fisik yang terintegrasi serta perawatan kesehatan mental," kata Sumner.
"Saat ini, American Heart Association tidak mengakui stres atau PTSD sebagai faktor risiko untuk penyakit jantung," kata Sumner. "Namun temuan ini, menunjukkan bahwa itu merupakan faktor penting untuk dipertimbangkan," katanya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.