Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kembang Api Hasilkan Polusi Udara yang Berbahaya bagi Kesehatan

Kompas.com - 06/07/2015, 15:43 WIB
Dian Maharani

Penulis

Sumber TIME.com

KOMPAS.com — Pesta kembang api kerap menjadi hiburan saat merayakan momen spesial, seperti tahun baru. Di Amerika Serikat, pesta kembang api juga rutin diadakan setiap perayaan hari kemerdekaan tanggal 4 Juli.

Kembang api menjadi hiasan di langit. Banyak orang berada di luar rumah untuk mengabadikan warna-warni kembang api yang indah. Namun, pesta kembang api itu ternyata berdampak buruk bagi lingkungan dan kesehatan.

Berdasarkan studi yang dipublikasikan dalam jurnal Atmospheric Environment, pesta kembang api di AS pada 4 Juli lalu menyebabkan polusi udara menjadi 42 persen lebih tinggi dibanding hari biasa.

Sekitar 10 lokasi di AS juga tercatat berada di ambang batas tidak aman, menurut Environmental Protection Agency (EPA). Peneliti mengatakan, paparan polusi udara ini bisa berbahaya bagi jutaan penonton. Sayangnya, tak banyak orang yang berpikir dampak kembang api terhadap polusi udara.

Dian J Seidel, peneliti senior dari National Oceanic and Atmospheric Administration (NOAA), mengatakan, kebanyakan orang hanya mengaitkan polusi udara dengan asap kendaraan bermotor atau berasal dari asap pabrik.

Padahal, kembang api yang meletus di udara juga mengeluarkan partikel-partikel halus. Langit malam yang dicemari polusi udara menyebabkan orang batuk-batuk dan mengi atau wheezing.

Polusi udara ini bisa memperparah penyakit kronis, seperti jantung dan penyakit paru-paru. Bahkan, menurut peneliti, bisa menyebabkan kematian dini bagi mereka yang sudah menderita penyakit kronis tersebut.

Peneliti pun menyarankan agar orang-orang yang memiliki penyakit kronis tidak berdekatan dengan daerah yang terpapar polusi kembang api. Demikian pula bagi mereka yang mengidap asma. Sebaiknya, gunakanlah masker agar terhindar dari partikel-partikel halus yang bisa masuk melalui hidung.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau