Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Apa yang Terjadi jika Kita Berhenti Makan Karbohidrat?

Kompas.com - 13/07/2015, 11:40 WIB

KOMPAS.com — Diet rendah karbohidrat dipercaya banyak orang sebagai pola makan yang efektif untuk menurunkan berat badan sekaligus menjaga kesehatan. Benarkah pantang karbohidrat adalah tindakan tepat?

Berhenti mengonsumsi karbohidrat, mulai dari roti, mi, nasi, atau pasta, memiliki efek yang beragam pada tubuh. Ini yang akan terjadi pada tubuh saat kita mulai meninggalkan karbohidrat.

1. Kehilangan berat air
Saat kita menurunkan asupan karbohidrat, hal pertama yang disadari adalah betapa cepatnya, bahkan luar biasanya, penurunan berat badan. Namun, bukan lemak yang hilang, melainkan air.

"Saat karbohidrat disimpan di tubuh dalam bentuk glikogen, tiap gram karbohidrat itu, tiga atau empat kali beratnya, adalah air," kata Marie Spano, pakar diet.

2. Tidak enak badan
Karbohidrat adalah sumber utama energi otak. "Saat kita menghilangkan karbohidrat, otak akan paling terdampak, terutama karena glikogen yang disimpan sedikit. Begitu glikogen hilang, tubuh akan memecah lemak dan memakai fragmen karbon yang disebut keton," kata Spano.

Dampak dari hal tersebut adalah bau mulut, rasa lelah, mulut kering, lemas, pusing, dan mual, mirip seperti saat flu. Terkadang, tubuh akan beradaptasi dengan memakai keton sehingga efeknya tak terlalu parah. Namun, tetap saja keton bukanlah sumber energi yang dibutuhkan tubuh.

3. Rasa ingin ngemil reda
Karbohidrat yang disuling akan membuat gula darah cepat naik, tetapi juga turun dengan cepat pula. Kondisi seperti rollercoaster tersebut akan mengaktifkan pusat kecanduan di otak sehingga kita jadi sering ingin ngemil.

Mengganti karbohidrat yang disuling dengan makanan kaya serat, seperti karbohidrat utuh, bisa menjaga kadar gula darah tetap stabil sehingga rasa ingin ngemil reda.

4. Risiko penyakit bisa naik atau turun
Jenis karbohidrat yang kita hindari berpengaruh besar dalam membuat perbedaan. Karbohidrat yang disuling (seperti nasi dan tepung) akan meningkatkan kadar asam lemak dan meningkatkan risiko penyakit jantung dan diabetes.

Karbohidrat yang dianjurkan adalah karbohidrat utuh (bekatul, oatmeal, beras merah, dan sebagainya) akan memperbaiki kadar kolesterol dan menurunkan risiko penyakit jantung, stroke, diabetes, atau kegemukan. Jadi, pilihan jenis karbohidrat yang dihindari sudah jelas.

5. Level energi turun
Bila berpantang terhadap semua jenis karbohidrat, maka level energi kita akan mudah turun. Karbohidrat kompleks (utuh) merupakan sumber zat besi, magnesium, dan vitamin B, yang sangat penting sebagai sumber energi. Dengan tidak adanya karbohidrat, performa kita dalam berolahraga juga tentu berkurang.

6. Sembelit
Karbohidrat kompleks juga mengandung serat yang penting untuk kesehatan pencernaan. Serat juga penting untuk menjaga kadar gula darah, menurunkan risiko kegemukan, dan juga mencegah sembelit.

7. Moody
Karbohidrat, baik yang berbentuk utuh maupun disuling, akan meningkatkan neurotransmiter rasa senang, yakni serotonin. Jadi, jika tidak mengasup karbohidrat, biasanya kita akan lebih gampang merasa uring-uringan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com