Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 04/08/2015, 13:15 WIB
Kontributor Health, Dhorothea

Penulis


KOMPAS.COM - Dalam olahraga triatlon, "Iron Man" adalah sebuah sebutan untuk atlet yang sanggup menyelesaikan berenang sejauh 3,86 km, bersepeda sejauh 180,25 km dan lari maraton sejauh 42,2 km berturut-turut tanpa istirahat dalam kurun waktu kurang dari 17 jam. Untuk manusia rata-rata hal seperti ini, tampaknya sulit dicapai.

Namun kenyataannya, ada manusia yang mampu melakukan hal-hal yang tampaknya di luar kemampuan seorang manusia biasa tersebut. Hendra Wijaya, seorang atlet pelari ultra asal Indonesia, baru-baru ini menyelesaikan lari sejauh 566 km selama delapan hari berturut-turut di Kutub Utara pada suhu minus 30 derajat Celcius.

"Saya hanya tidur selama beberapa jam sehari. Di luar itu, saya terus berlari," kata pria yang harus mencairkan energy bar miliknya dengan air panas ketika akan makan, karena makanannya membeku di suhu ekstrim Kutub Utara itu.

Pria pendiam ini, mengakui kegiatannya ini termasuk aktivitas ekstrim. Hanya istirahat beberapa hari saja lalu ia sudah ikut lari ratusan kilometer lagi di tempat lain . "Mungkin tubuh saya bagi orang lain sudah termasuk cedera. Tetapi, aktivitas lari ini banyak ditentukan oleh pikiran. Kalau otak bilang cedera, ya jadinya cedera sungguhan," tutur pria yang banyak minum susu ini.

"Iron man ini adalah orang-orang pilihan dengan tubuh spesial. Secara medis, olahraga ekstrim seperti iron man ini memberikan respon tubuh yang tak bagus, dapat mengganggu otot-otot jantung serta produksi oksidan berlebihan. Tubuh para iron man ini sudah beradaptasi sedemikian rupa, sehingga dapat memulihkan diri dengan baik. Olahraga ekstrim seperti ultra maraton ini hanya bisa dilakukan orang-orang khusus ini," ungkap dokter ahli olahraga dari Royal Sport Medicine Center, Zainiki Saragih.

Pelari trail sekaligus salah satu pendiri komunitas Indorunners, Aki Niaki, menepis anggapan bahwa olahraga ekstrim itu hanya untuk kalangan atlet elit saja. "Saya mulai lari di usia 54 tahun. Di masa kecil, saya tidak bisa main bola karena asma bawaan. Sempat khawatir juga ketika akan mulai lari. Tetapi ternyata saya bisa lari 50 km dalam enam bulan. Tanpa persiapan, saya sanggup lari dari Jakart ke Bandung," ujar pria yang sanggup lari 400 km ini.

Namun, seorang iron man tidak terlahir dalam semalam. Dibutuhkan investasi kesehatan dengan memeriksakan kesehatan ke dokter terlebih dulu. "Lakukan juga secara bertahap. Mulai lari dari jarak dekat agar tidak timbul masalah," saran pria berumur 58 tahun ini.

Untuk nutrisi, Aki menyarankan makan dengan gizi baik. "Kalau pola makan sudah cukup baik, saya rasa tak butuh suplemen makanan. Yang pasti, hindari deh makan gorengan," tegasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau