Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 08/10/2015, 07:02 WIB
Magdalena Windiana Siahaan

Penulis

KOMPAS.com – Jutaan orang Indonesia ditengarai hidup dengan diabetes. Namun, banyak orang diduga tak menyadari hal itu karena tak pernah melakukan pemeriksaan dini.

Data terbaru dari Internasional Diabetes Federation (IDF), misalnya, menyebutkan pada 2014 lalu ada 9,1 juta orang Indonesia yang hidup dengan diabetes. Menurut lembaga itu, sekitar 70 persen total kasus diabetes baru diketahui setelah ada komplikasi.

Sebetulnya, gejala diabetes dapat dikenali dengan mudah. Di antara gejala itu adalah sering buang air kecil, kerap merasakan haus secara berlebihan, mudah emosi, stres, serta penglihatan kabur. Komplikasi hingga kegagalan organ tubuh bisa timbul bila kondisi tersebut dibiarkan dan terlanjur memburuk.

Deteksi dini

Diabetes termasuk jenis penyakit kronis yang pola pengobatannya berlangsung selama seumur hidup. Karena itu, memeriksa kadar gula darah secara berkala sebaiknya dilakukan sebagai upaya deteksi dini untuk bisa segera mengambil tindakan bila ditemukan gejala awal.

Ada beberapa cara deteksi dini diabetes yang umum dilakukan, salah satunya adalah tes Fasting Plasma Glucose (FPG). Tes ini fokus pada mengukur kadar glukosa pada sel darah merah setelah puasa.

Pemilik darah yang diuji masih dalam kategori normal tanpa diabetes, bila dari hasil tes didapati glukosanya kurang dari 100 mg/dl. Namun, bila angkanya ada dalam rentang 100 mg/dl hingga 125 mg/dl, orang tersebut masuk kategori pre-diabetes. Hasil tes melebihi 126 mg/dl, menunjukkan kemungkinan seseorang positif menderita diabetes.

Sampai saat ini, uji laboratorium masih menjadi pilihan utama untuk pemeriksaan darah. Jaminan lengkapnya peralatan canggih dan faktor kebersihan menjadi pertimbangannya. Namun, perkembangan teknologi sudah memungkinkan pemeriksaan darah untuk deteksi dini diabetes dilakukan secara mandiri.

Salah satu alat bisa dipakai untuk uji mandiri diabetes adalah One Touch Ultra 2. Ukurannya yang tidak lebih besar dari telapak tangan memungkinkan alat tersebut mudah disimpan dalam saku celana dan hasil pengujiannya tidak berbeda dengan tes laboratorium berdasarkan standar ISO 15197.

Alat ini juga dilengkapi dengan blood strip serta teknologi fast draw yang hanya membutuhkan sedikit sampel darah untuk pengujian. Pengaruh makanan terhadap gula darah sebelum dan sesudah makan dalam perhitungan rata-rata 7, 14 hingga 30 hari, terlacak pula di sini.

Satu hal perlu dicamkan, apabila hasil pemeriksaan menunjukkan pre-diabetes, apalagi diketahui positif diabetes melitus, langkah yang perlu dilakukan selanjutnya adalah mulai membiasakan mengedukasi diri tentang penyakit tersebut. Edukasi itu termasuk mengatur pola makan, olahraga teratur, serta pengobatan dan pemantauan hasil cek mandiri.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Selamat, Kamu Pembaca Terpilih!
Nikmati gratis akses Kompas.com+ selama 3 hari.

Mengapa bergabung dengan membership Kompas.com+?

  • Baca semua berita tanpa iklan
  • Baca artikel tanpa pindah halaman
  • Akses lebih cepat
  • Akses membership dari berbagai platform
Pilihan Tepat!
Kami siap antarkan berita premium, teraktual tanpa iklan.
Masuk untuk aktivasi
atau
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau