"Sama halnya seperti menulis resep obat di kertas, misalnya minum obat tiga kali sehari, untuk resep olahraga, misalnya berenang berapa lama dan berapa kali," terang Benedic saat jumpa pers di Jakarta, Kamis (26/11/2015).
Baca juga: Usai Diperiksa Kejagung, Ahok: Saya Juga Kaget, Kok Gila Juga
Resep olahraga itu diberikan sesuai dengan penyakit yang diderita pasien. Tentunya ada beberapa penyakit, dimana pasien tidak disarankan untuk olahraga. Akan tetapi, resep olahraga bisa diberikan setelah kondisi pasien sudah lebih membaik dan bisa olahraga.
Untuk itu, para dokter pun diberi pelatihan khusus untuk bisa meresepkan aktivitas fisik atau olahraga pada pasien. Di Indonesia, telah dibentuk Komite Nasional EIM yang mendapat pelatihan langsung dari tim EIM ASEAN.
Mereka terdiri dari dokter spesialis olahraga, spesialis penyakit dalam, spesialis anak, gizi klinik, jantung, ahli ilmu faal olahraga, dan dokter umum. Ketua Komite Nasional EIM Indonesia, dokter Spesialis Kedokteran Olahraga Inggriani Husen mengatakan, hingga saat ini sudah sekitar 230 dokter yang diberi pelatihan.
"Mereka adalah dokter-dokter yang telah diberikan sertifikat. Mereka telah diberi pemahaman mendalam bagaimana meresepkan olahraga atau latihan fisik untuk pencegahan dan pengobatan penyakit," terang dokter yang akrab disapa Inge itu.
Adapun EIM yang diinisiasi American College of Sport Medicine (ACSM) ini telah dilaksanakan oleh 43 negara lainnya. Indonesia masuk wilayah ASEAN bersama Malaysia, Singapura, Filipina, dan Thailand.