Orangtua janin yang berusia delapan bulan dalam kandungan dan tim sepakat menghentikan kehamilan dan melahirkan bayi dengan bedah karena organ jantung dua bayi menyatu.
Hal itu merupakan kasus ketujuh terminasi kehamilan kembar siam di RSUD Dr Soetomo. "Upaya mendeteksi kembar siam lebih dini dalam kandungan dinilai lebih baik ketimbang kembar siam ditangani setelah lahir," kata Ketua Tim Kembar Siam RSUD Soetomo, Agus Haryanto, di Surabaya, Senin (18/1).
Enam kasus terminasi kehamilan sebelumnya tak bisa diungkapkan karena pasien menolak membuka kasusnya untuk publik. Kali ini, kasus itu dialami pasangan suami-istri berprofesi guru. Mereka mau mengungkap kasusnya ke publik demi alasan pengetahuan dan pendidikan.
Kemarin, pasangan suami-istri asal Boyolali, Happy Rachmawati (26) dan Andi Jaya (27), menandatangani kesepakatan menempuh bedah caesar untuk mengambil bayi mereka dari kandungan. Operasi akan dipimpin Agus Suliyono.
"Setelah hamil, istri minta tinggal bersama ibunya di Ponorogo, saya bekerja di Boyolali. Setelah periksa kehamilan di Ponorogo, istri dirujuk ke RS Moewardi, Solo. Dokter kesulitan mencari jantung kedua bayi yang tampak kembar," ucap Andi.
Pihak RSUD Moewardi mendiagnosis, bayi kembar yang juga kehamilan ketiga itu hanya punya satu jantung dan itu hanya bisa ditangani RSUD Soetomo, Surabaya. Setelah observasi kehamilan pasien, Tim Kembar Siam RSUD Soetomo menyatakan, ada satu jantung, satu hati, dan satu paru pada bayi kembar siam dempet dada hingga perut itu.
Ketua Tim Operasi Agus Suliyono menjelaskan, terminasi kehamilan tepat dilakukan untuk menghindari usaha sia-sia ibu yang bayinya tak punya harapan hidup baik. Praktik dan etik dipahami, tak mungkin satu jantung menunjang dua tubuh.
"Kami akan mengoperasi bayi pada Selasa (19/1), lalu diputuskan kapan dipisahkan. Prioritasnya, menyelamatkan ibu. Kini, berat dua bayi 2,5 kilogram. Risiko luka perut sebesar bayi normal. Tim dibagi dua, yakni operasi kelahiran dan operasi pemisahan bayi," ujarnya. (ODY)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.