Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Wanita yang Tinggal di Desa Lebih Subur Dibanding Perkotaan?

Kompas.com - 19/01/2016, 15:05 WIB
Dian Maharani

Penulis

Sumber foxnews

KOMPAS.com - Sebuah penelitian di Amerika Serikat menemukan perbedaan tingkat kesuburan pada wanita yang tinggal di dekat jalan raya utama, seperti di daerah perkotaan dan wanita yang tinggal di udara bersih, seperti di pedesaan.

Menurut penelitian, wanita yang hidup di tengah-tengah udara dengan pencemaran asap knalpot tinggi lebih berisiko mengalami masalah kesuburan dibanding yang tinggal di udara lebih bersih.

Peneliti telah mengamati lebih dari 36.000 wanita dari tahun 1993 hingga tahun 2003. Peneliti juga menganalisis tingkat polusi udara dan asap kendaraan lalu lintas di masing-masing daerah rumah para wanita tersebut.

Dalam masa penelitian, dilaporkan sebanyak 2.500 kasus wanita mengalami gangguan kesuburan atau infertilitas.

Penelitian menunjukkan, wanita yang tinggal di dekat jalan utama, sekitar 200 meter, mengalami risiko infetilitas 11 persen lebih tinggi dibanding wanita yang tinggal jauh dari jalan raya.

Menurut pemimpin penelitian dari Boston University School of Medicine, dokter Shruthi Mahalingaiah, risiko wanita mengalami infertilitas karena polusi udara memang tidak terlalu tinggi.

Akan tetapi, seorang peneliti lingkungan dari Barcelona Institute for Global Health, Mark Nieuwenhuijsen mengatakan, risiko itu memang kecil jika dilihat secara individu, tapi bisa menjadi masalah besar secara global.

"Untuk masyarakat secara keseluruhan sangat penting, karena begitu banyak wanita yang terkena polusi udara," tulis Nieuwenhuijsen.

Untuk melihat kaitan antara infertilitas dan polusi udara, para peneliti mengambil sampel partikel padat maupun cair yang terdiri dari debu, kotoran, jelaga, hingga asap dari daerah rumah para wanita yang diteliti.

Penelitian yang dipublikasikan dalam Jurnal Human Reproduction menunjukkan, wanita yang tinggal di dekat jalan utama, sebanyak 5 persen lebih tinggi melaporkan kasus infertilitas primer dan 21 persen melaporkan infertilitas sekunder.

Namun, penelitian lebih lanjut diperlukan untuk mengetahui bagaimana paparan polusi udara memengaruhi perluang kehamilan. Kendati demikian, dokter Sajal Gupta dari Cleveland Clinic di Ohio menilai penelitian ini menambah bukti bahwa polusi udara berdampak negatif pada proses pembuahan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau