Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 22/07/2016, 12:56 WIB

KOMPAS.com - Keluhan mendengar suara berdering atau berdengung terus menerus di telinga atau kepala merupakan kondisi yang disebut tinitus. Diperkirakan 1 dari 10 orang dewasa di Amerika mengalaminya.

Sensasi suara deringan, siulan, dengungan, atau bunyi-bunyi lain tanpa ada sumber bunyi tersebut bisa terdengar terus menerus, hilang timbul, dan intensitasnya bervariasi. Para ilmuwan belum memahami mekanisme penyebab timbulnya suara-suara tersebut.

Hasil penelitian mengungkap, kemungkinan seseorang mengalami tinitus lebih tinggi pada mereka yang sering terpapar lingkungan bising, baik di tempat kerja atau di waktu luangnya, misalnya menonton konser atau naik motor yang knalpotnya berisik.

Tinitus bukan cuma menyebalkan, tapi juga bisa menurunkan kualitas hidup seseorang karena bisa mengganggu proses berpikir, tidur, konsentrasi, dan juga emosi.

Dalam sebuah survei pada orang yang mengalami tinitus diketahui, kebanyakan suara-suara bising di telinga baru disadari saat bersiap untuk tidur.

Suasana sunyi di kamar atau malam hari bisa membuat seseorang jadi lebih perhatian pada suara di telinganya. Hal ini bisa menyebabkan kecemasan, insomnia, dan rasa jengkel.

Salah satu cara untuk mengurangi gangguan tinitus saat tidur antara lain memainkan musik dengan nada alami yang lembut, misalnya suara ombak atau burung, atau menghidupkan kipas angin. Cara tersebut bisa membuat suara dering di telinga tak terlalu terdengar sehingga kita dapat rileks dan tertidur.

Di Amerika, American Academy of Otolaryngology-Head and Neck Surgery Foundation sudah memberikan panduan bagi para dokter umum untuk mengatasi tinitus pada pasiennya.

Berdasarkan panduan tersebut, ada dua terapi yang diberikan dokter pada pasien tinitus. Pertama, menggunakan alat bantu dengar secara rutin karena mayoritas orang dengan tinitus kronik memiliki gangguan pendengaran pada derajat tertentu.

Terapi kedua adalah melakukan terapi perilaku kognitif, psikoterapi untuk membantu pasien mengubah emosi negatif menjadi lebih positif dan membangun.

Pasien tinitus juga disarankan mengurangi paparan suara keras dan bising, baik di tempat kerja atau rumah untuk meningkatkan kesehatan pendengaran.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau