Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 16/11/2016, 21:05 WIB

Tim Redaksi

Sumber Menshealth

KOMPAS.com - Ejakulasi tertunda bukan pertanda perkasa. Sebaliknya, kondisi ini bisa jadi pertanda ada masalah pada tubuhnya.

Pria mana yang ingin mengalami ejakulasi dini? Setiap pria pastinya setengah mati mencari cara untuk memperlama ejakulasi. Alasannya jelas, agar disebut perkasa oleh pasangan.

Ada satu kondisi dimana pria sulit mengalami ejakulasi. Kondisi ini disebut ejakulasi tertunda atau delayed ejaculation.

Biasanya, kehadiran delayed ejaculation tak disadari oleh penderitanya. Bahkan beberapa pria menganggap ini anugerah karena dirinya tak mudah mengalami ejakulasi.

MA (32), merasa dirinya perkasa karena mampu bercinta lebih dari satu jam. Pria yang bekerja di kawasan Slipi ini terbilang sulit mengalami ejakulasi.

“Memang seharusnya begitu kan? Makin lama, pasangan makin puas,” ujar MM bangga.

Sebaliknya, FI (30), yang merupakan pasangan MM berpendapat sebaliknya. Wanita yang bekerja di kawasan Thamrin ini mengatakan, kalau dirinya kerap merasa frustasi bila pasangannya tak kunjung mencapai puncak kenikmatan.

“Bingung memikirkan cara agar pasangan puas. Sudah sampai satu jam masih belum selesai. Lagipula bikin lelah badan,” ungkap FI.

Tak dipungkiri, ejakulasi tertunda bisa menyebabkan masalah pada keharmonisan rumah tangga. Selain itu, pasangan tersebut bisa sulit memperoleh keturunan. Logikanya, jika si pria tidak mengalami ejakulasi maka tidak akan terjadi pembuahan.

Bicara soal waktu yang dibutuhkan untuk mengalami ejakulasi, Journal of Sexual Medicine mencatat bahwa rata-rata pria butuh waktu sekitar lima menit untuk mengalami ejakulasi. Belum ada patokan waktu yang resmi mengenai ejakulasi tertunda.

Meski demikian, Tobias Kohler, M.D, M.P.H, ahli urologi dari Southern Illinois University School of Medicine memiliki patokan tersendiri. Tobias berpendapat jika seorang pria belum ejakulasi setelah 20 menit bercinta, kemungkinan ia mengalami ejakulasi tertunda.

Penyebab ejakulasi tertunda pun beragam. Yang paling umum ditemui adalah masalah pada sistem saraf yang diakibatkan penyakit seperti diabetes atau multiple sclerosis sampai efek penuaan.

“Beberapa jenis obat juga bisa menyebabkan kondisi ini. Terutama obat yang berkaitan dengan sistem saraf pusat. Obat anti depresi atau penenang termasuk penyumbang terjadinya ejakulasi tertunda. Masalah hormon dan psikologi turut diperhitungkan sebagai penyebab ejakulasi tertunda,” papar Tobias seperti dikutip dari situs menshealth.com.

Penangannya yang tepat terhadap ejakulasi tertunda adalah menemui ahli medis yang tepat. Dalam hal ini, Tobias menyarankan agar pasien pertama kali menemui ahli urologi.

“Dari situ bisa dicari akar masalahnya dan dicari penanganan yang tepat,” imbuh Tobias.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau