KOMPAS.com - Diabetes mellitus, atau biasa disebut diabetes, adalah penyakit di mana tubuh tidak mampu membuat cukup insulin atau tidak dapat menggunakan jumlah normal insulin dengan benar. Insulin adalah hormon yang mengatur jumlah gula dalam darah Anda.
Tingkat gula darah yang tinggi dapat menyebabkan masalah di banyak bagian tubuh Anda. Atau, dengan kata lain, diabetes berpotensi menimbulkan komplikasi terhadap organ-organ penting tubuh, seperti yang dialami salah satu personel grup vokal Project Pop, Muhammad Fachroni alias Oon.
Berikut tiga komplikasi diabetes yang paling banyak terjadi dan patut untuk diwaspadai.
1. Pada liver
Menurut Gillian Booth, MD, MSc, dari Rumah Sakit Saint Michael di Toronto, dalam sebuah studi berbasis populasi, penderita diabetes diketahui memiliki risiko dua kali lipat untuk menderita sirosis, gagal atau transplantasi liver dibandingkan dengan non-penderita diabetes. Jelas, ini adalah temuan penting yang harus ditanggapi dengan serius.
Resistensi insulin (sindrom X) adalah faktor pendorong berkembangnya risiko fatty liver (perlemakan hati). Resistensi insulin merupakan cikal bakal diabetes tipe 2.
Setiap kali Anda makan karbohidrat, tubuh akan mencerna dan mengubahnya menjadi glukosa.
Glukosa tidak banyak digunakan di dalam aliran darah. Anda membutuhkannya di dalam sel sebagai salah satu sumber energi. Tugas insulin adalah mengangkut glukosa dari aliran darah ke dalam sel-sel Anda.
Orang dengan resistensi insulin kehilangan kemampuan untuk melakukan hal itu. Karena tubuh mereka tidak dapat menggunakan karbohidrat secara efisien untuk energi, akhirnya karbohidrat dikonversi menjadi lemak.
Sebagian besar penderita diabetes memiliki hati berlemak. Anda tidak perlu mengalami kelebihan berat badan untuk memiliki hati berlemak. Kondisi ini sangat umum pada orang yang ramping, namun dengam tingkat gula darah tinggi atau menderita resistensi insulin.
Para penulis studi ini merekomendasikan pasien diabetes rutin melakukan tes darah dan USG untuk memeriksa kesehatan hati mereka setiap tahun.
Tes darah akan memeriksa kadar enzim di dalam hati dan USG akan memeriksa keberadaan akumulasi lemak. CT scan dan biopsi hati mungkin diperlukan dalam kasus-kasus penyakit hati tingkat lanjut.
2. Pada jantung dan pembuluh darah
Penderita diabetes memiliki risiko dua kali lipat menderita penyakit jantung atau stroke. Orang dengan diabetes juga cenderung untuk mendapat penyakit jantung atau stroke pada usia lebih awal dibanding orang lain yang tidak menderita diabetes.
Selain itu, serangan jantung pada orang dengan diabetes lebih berisiko mengakibatkan kematian.
Kadar glukosa darah yang tinggi dari waktu ke waktu dapat menyebabkan peningkatan deposito lemak di bagian dalam dinding pembuluh darah.
Deposito tersebut dapat memengaruhi aliran darah, meningkatkan risiko penyumbatan dan pengerasan pembuluh darah (aterosklerosis).
3. Pada ginjal
Dengan diabetes, pembuluh darah kecil di dalam tubuh akan terluka. Ketika pembuluh darah di ginjal mengalami perlukaan, ginjal tidak dapat membersihkan darah dengan benar.
Hasilnya, tubuh akan memertahankan lebih banyak air dan garam dari yang seharusnya dan ini dapat mengakibatkan kenaikan berat badan dan pembengkakan pergelangan kaki.
Sangat mungkin juga urin Anda mengandung protein di dalamya. Selain itu, limbah atau sisa pembuangan kotoran di dalam tubuh akan terbentuk di dalam darah.
Diabetes juga dapat menyebabkan kerusakan saraf. Hal ini dapat menyebabkan tubuh mengalami kesulitan mengosongkan kandung kemih. Tekanan yang dihasilkan oleh kandung kemih yang penuh akan melukai ginjal.
Jika urine tetap ada di dalam kandung kemih untuk waktu yang lama, terjadilah infeksi. Bakteri penyebab infeksi bertumbuh semakin cepat karena darah Anda mengandung gula dalam kadar yang tinggi.
Sekitar 30 persen pasien dengan diabetes tipe-1 (juvenile onset) dan 10-40 persen penderita diabetes tipe-2, pada akhirnya akan menderita gagal ginjal.
Meminimalkan Risiko
Ya, orang dengan diabetes akan mengembangkan risiko berbagai penyakit dan komplikasi. Tapi, bukan berarti pasien diabetes harus pasrah begitu saja. Menurut Mayo Clinic, masih ada berbagai cara yang bisa dilakukan untuk meminimalkan risiko.
1. Bekerjasama dengan dokter dan perawat serta anggota grup diabetes untuk mengetahui cara mencapai dan mengontrol kadar gula tetap dalam batas normal.
Ini termasuk pengaturan pola makan rendah atau bebas gula, lebih memilih karbohidrat kompleks, dan olahraga teratur.
2. Turunkan berat badan jika perlu dan jaga berat badan tetap di batas sehat.
3. Jaga agar kadar low-density lipoprotein (LDL) atau kolesterol buruk serendah mungkin. Ini termasuk menghindari atau membatasi semua jenis makanan yang berpotensi menaikkan kadar LDL seperti daging merah terutama yang berlemak banyak, gorengan dan junk food.
4. Hentikan atau batasi asupan alkohol dengan ketat.
5. Hindari stres dan cukup istirahat. Stres dan kurang tidur diketahui dapat meningkat risiko kenaikan LDL dan gula darah Anda.
6. Lakukan pemeriksaan kesehatan berkala dan menyeluruh, setidaknya setahun sekali atau sesuai petunjuk dokter.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.