Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kamar Bebas Stres, Jurus Lain Hindari Diabetes!

Kompas.com - 09/12/2016, 07:58 WIB
Cahyu Cantika Amiranti

Penulis

KOMPAS.com - Stres dan kurang tidur juga bisa menjadi pemicu diabetes, selain pola makan yang tidak tepat atau faktor keturunan. Penataan kamar ternyata bisa jadi salah satu cara meminimalkan risiko ini. Kenapa?

Stres dan kurang tidur sebenarnya saling berkaitan. Saat stres, seseorang cenderung terus memikirkan persoalan yang dihadapinya sehingga sulit tidur nyenyak.

Riset American Psychological Association pada 2013 mendapati, 43 persen orang dewasa yang menjadi respondennya mengatakan stres membuat mereka terjaga pada malam hari. Sekitar 42 persen responden juga mengaku kualitas tidur berkurang ketika stres melanda.

Baca juga: Lirik Lagu Selalu Ada di Nadimu - BCL Soundtrack Jumbo, Kalau Nanti Badai Kan Datang

Stres dan kurang tidur yang berlangsung terus-menerus inilah yang dapat memicu diabetes, karena metabolisme badan akan ikut terganggu. Tidur kurang dari delapan jam juga menurunkan produksi hormon insulin yang fungsinya adalah mengatur kadar gula darah.

"Kondisi berkurangnya hormon insulin merupakan tanda awal penyakit diabetes," ujar Josiane Broussard, Ilmuwan Institut Penelitian Diabetes dan Obesitas, seperti dikutip mirror.co.uk, Kamis (5/5/2016).

Karenanya, memastikan tidur tidak kurang dari rentang delapan jam pada malam hari merupakan salah satu cara mencegah risiko disabetes. Kalau stres kerap menjadi penghalang tidur berkualitas, siasati dengan mengatur ruang kamar menjadi bebas stres.

Kamar bebas stres

Baca juga: Sekjen Hipmi Sebut Jet Pribadi yang Digunakan Bahlil untuk Mudik Lebaran Dibayar dengan Dana Pribadi

Penataan yang tepat dapat menjadi kunci kamar bebas stres, tak peduli apa pun suasana hati dan beban pikiran pada saat itu. Ada beberapa cara bisa diterapkan untuk mewujudkan kamar seperti ini.


Pilihan warna untuk segala hal terkait kamar, bisa jadi langkah pertama. Psikolog lingkungan, Sally Augustin, menyarankan pilihan warna cat yang tak menyilaukan mata untuk dinding kamar.

"Coba gunakan warna hijau pucat, abu-abu muda, biru pastel, atau putih. Selain menenangkan, warna muda dapat membuat kamar terlihat semakin besar," ujar Augustin seperti dikutip thelala.com, Jumat (26/8/2016).

Baca juga: Kronologi Penyitaan Motor Milik Ridwan Kamil oleh KPK Terkait Kasus Korupsi Bank BJB

Warna selimut juga bukan perkecualian untuk dicermati. Selimut dengan motif terlalu ramai, menurut Augustin, akan membuat si empunya kamar sulit tidur nyenyak. Dia pun merekomendasikan putih sebagai pilihan warna selimut.

Penerangan kamar, lanjut Augustin, tak bisa disepelekan pula. Cahaya lampu terlalu terang, kata dia, dapat mengganggu kualitas tidur pemilik kamar.

Tapi, jika ingin tetap ada sedikit penerangan saat tidur, Augustin menyarankan lampu dengan cahaya kebiruan sebagai pilihan. Menurut dia, warna itu bagus untuk kinerja kognitif.

Baca juga: Profil Muhammad Arif Nuryanta, Ketua PN Jaksel yang Diduga Terima Suap Rp 60 Miliar

Saat tidur, otak tetap aktif bekerja. Riset University of California pada 2016 mendapati, otak mengubah memori jangka pendek menjadi ingatan jangka panjang, selama waktu tidur.

Pilihan lain untuk warna pencahayaan selama waktu tidur adalah kuning. Menurut Augustin, sinar kekuningan mampu memberi ketenangan sehingga seseorang dapat tidur lebih lelap.

Halaman:
Berikan Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Lindungi Ukraina, Jerman Pasok Sistem Pertahanan Udara IRIS-T dan Rudal
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi Akun
Proteksi akunmu dari aktivitas yang tidak kamu lakukan.
199920002001200220032004200520062007200820092010
Data akan digunakan untuk tujuan verifikasi sesuai Kebijakan Data Pribadi KG Media.
Verifikasi Akun Berhasil
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau