Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 31/01/2017, 18:47 WIB
Dian Maharani

Penulis

Sumber Dailymail

KOMPAS.com - Penyumbat telinga atau earplug memang dapat menghindari suara bising saat tidur, termasuk suara mendengkur dari orang yang tidur sekamar.

Akan tetapi, kebiasaan tersebut ternyata bisa membahayakan fungsi pendengaran. Para ahli mengatakan, alat penyumbat telinga itu kemungkinan dapat bergeser ke bagian telinga yang lebih dalam hingga menembus gendang telinga.

Saat tidur, seseorang tak sadar menggerakan tubuh dan kepala beberapa kali yang membuat alat penyumbat telinga bisa terdorong ke dalam.

Seperti dialami oleh Lucy yang hampir setiap malam menggunakan alat penyumbat telinga. Suatu ketika, saat ia terbangun, alat tersebut tak bisa dikeluarkan dari telinganya.

Ia pun mencoba mencungkil dengan jarinya, tetapi alat tersebut malah hancur sehingga hanya sebagian saja yang berhasil keluar dari telinga.

"Sisanya (alat pemyumbat telinga) benar-benar terjebak di dalam telinga," kata Lucy seperti dikutip dari Dailymail.com

Pasangan Lucy mencoba mengeluarkan alat tersebut menggunakan pinset. Tetapi penyumbat telinga tersebut malah semakin terdorong ke dalam.

Dokter telinga, hidung, dan tenggorokan (THT) Daniel Tweedie mengatakan, semakin dalam alat penyumbat telinga itu terdorong, semakin banyak risiko masalah pendengaran. Risiko terburuk, dapat merusak pendengaran secara permanen.

Dokter THT Michael Wareing dari London menambahkan, terjebaknya benda asing di dalam telinga bisa mengakibatkan masalah serius pada telinga.

"Semakin lama terdapat sesuatu di telinga Anda, semakin tinggi risiko infeksi telinga, radang, dan kerusakan pendengaran jangka panjang," kata Michael.

Untuk mengatasinya, dokter bisa menggunakan alat microsuction, berupa tabung tipis yang dimasukkan ke dalam telinga untuk menyedot benda asing dalam telinga. Alat tersebut bekerja seperti vacuum cleaner mini.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com