Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 28/09/2016, 07:08 WIB

KOMPAS.com - Telinga sebenarnya merupakan organ tubuh yang relatif tidak perlu perawatan karena memiliki mekanisme pembersihan sendiri. Sayangnya, kebanyakan orang justru melakukan hal sebaliknya. Mengorek-ngorek kotoran telinga atau menggunakan lilin adalah salah satu contohnya.

Perlakuan keliru yang kita lakukan pada telinga, walau mungkin tujuannya baik, bisa berdampak serius pada indera pendengaran ini.

"Kebiasaan memakai kapas bertangkai untuk membersihkan telinga bisa menyebabkan saluran telinga terkoyak, merusak gendang telinga, atau mendorong zat seperti lilin di telinga masuk lebih dalam dan menyebabkan gangguan pendengaran," kata Brett Comer, dokter ahli THT.

Baca juga: Lirik Lagu Selalu Ada di Nadimu - BCL Soundtrack Jumbo, Kalau Nanti Badai Kan Datang

Membersihkan telinga bagian luar boleh-boleh saja bila memang ada tumpukan lilin, tetapi tidak perlu terlalu dalam. "Adanya lilin di sana bukan tanpa alasan. Apa yang kita anggap kotoran itu sebenarnya punya kandungan antibakteri untuk melindungi telinga dari infeksi," kata Comer.

Berikut adalah beberapa kesalahan tersering yang perlu kita ubah untuk menjaga kondisi telinga.

1. Terapi lilin
Terapi ini sempat tren beberapa tahun lalu dan diklaim bisa membersihkan telinga dari kotoran. Padahal, penelitian menunjukkan tidak ada manfaat positif yang bisa kita ambil. Efek samping dari terapi ini cukup berbahaya, mulai dari terbakar atau terbukanya lapisan gendang telinga.

Baca juga: Sekjen Hipmi Sebut Jet Pribadi yang Digunakan Bahlil untuk Mudik Lebaran Dibayar dengan Dana Pribadi

2. Memasang volume kencang saat memakai headphone
Sebuah studi di Amerika menunjukkan, 15 persen orang berusia 20-69 tahun mengalami penurunan kemampuan pendengaran akibat paparan suara bising. Salah satu sumber suara keras itu ternyata memakai headphone dengan volume suara yang kencang.

3. Memasukkan jari ke telinga
Selain beresiko merobek lapisan dalam telinga atau mendorong lilin masuk ke dalam telinga, tetapi memasukkan jari juga meningkatkan risiko infeksi dari kuman di jari.

4. Tidak segera ke dokter
Berkurangnya pendengaran terkadang mungkin kita alami, tetapi jika hal itu terjadi permanen atau terus memburuk, jangan diabaikan. Selain itu, segeralah ke dokter jika Anda merasa sakit di bagian telinga. Nyeri di telinga tak selalu berasal dari gangguan pada organ ini.

Baca juga: Migrasi dari Kartu SIM Dimulai, Berikut Daftar HP yang Support e-SIM di Indonesia

"Gigi, rahang, dan tenggorokan, berbagi saraf yang sama dengan telinga. Karena itu jika ada gangguan pada salah satu bagian itu, bisa menimbulkan gejala rasa sakit di telinga," kata Richard Rosenfeld, dokter THT.

5. Memasukkan benda tajam
Seperti halnya kebiasaan mengupil, terkadang seseorang juga tak tahan untuk mengorek-ngorek telingany dengan benda-benda tajam. Bukan hanya kapas bertangkai, seringkali klip kertas atau jepitan rambut, dipakai untuk mengorek. Hentikan kebiasaan memasukkan benda tajam dan kecil ke dalam telinga untuk mencegah infeksi atau tersangkutnya benda itu.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Berikan Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi Akun
Proteksi akunmu dari aktivitas yang tidak kamu lakukan.
199920002001200220032004200520062007200820092010
Data akan digunakan untuk tujuan verifikasi sesuai Kebijakan Data Pribadi KG Media.
Verifikasi Akun Berhasil
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau