KOMPAS.com - Pria perokok secara signifikan berisiko mengalami impotensi (disfungsi ereksi) dibandingkan pria bukan perokok.
Semakin lama Anda merokok, semakin tinggi juga risiko yang Anda dapatkan. Demikianlah kesimpulan dari sebuah studi yang dilakukan oleh peneliti Millet, C., Wen L.M., dan tim yang dimuat dalam jurnal Tobacco Control tahun 2006.
Disfungsi ereksi adalah ketidakmampuan untuk mencapai dan mempertahankan ereksi yang cukup untuk mencapai kinerja seksual yang memuaskan.
Disfungsi ereksi dapat berdampak pada kemampuan pria untuk memiliki kehidupan seks yang memuaskan dan dapat menghambat kemampuan mereka untuk memiliki anak.
Ada beberapa penyebab disfungsi ereksi. Masalah peredaran dan pembuluh darah menjadi penyebab fisik yang paling umum.
Menurut Board of Science and Education and Tobacco Control Resource Centre, British Medical Association, merokok juga dapat berkontribusi pada pengembangan aterosklerosis (pengerasan pembuluh darah).
Aterosklerosis terjadi ketika ada penyempitan dan penyumbatan arteri, sehingga terjadi pengurangan suplai darah, termasuk suplai darah ke penis.
Selain itu, nikotin dalam asap rokok dapat menyebabkan vasospasme (penyempitan sementara arteri penis) dan ini juga dapat memengaruhi aliran darah ke penis.
Penelitian-penelitian lain juga telah menunjukkan bukti, bahwa merokok memperburuk faktor risiko penyakit lain yang memerbesar risiko disfungsi ereksi, seperti penyakit jantung koroner dan diabetes.
Risiko- risiko ini tidak terbatas hanya pada rokok tembakau biasa, tapi termasuk juga merokok cerutu dan paparan asap tembakau oleh lingkungan.
Merokok juga dapat memengaruhi perkembangan dan kualitas sperma, mengurangi jumlah sperma dan mengurangi volume air mani. Racun dalam asap tembakau seperti kadmium, nikotin, benzopyrene dapat merusak materi genetik dalam sel sperma.
Apakah itu saja kerugian yang diderita pria karena merokok? Tidak! U.S. Department of Health and Human Services dan penelitian yang dimuat dalam jurnal Human Reproduction Update 2000 (Smoking and reproduction: gene damage to human gametes and embryos) menyebutkan, anak-anak dari ayah yang merokok dapat mengalami peningkatan risiko kanker saat masa perkembangannya.
Peneliti menduga, hal itu terjadi sebagai akibat dari kerusakan sperma ayah.
Selain itu, merokok juga dikaitkan dengan naiknya risiko kanker penis invasif. Risiko ini sekitar empat kali lebih banyak daripada non-perokok.
Berhenti merokok akan mengurangi risiko Anda mengalami disfungsi ereksi. Bagi yang sudah mengalami disfungsi ereksi, beberapa studi menunjukkan bahwa berhenti merokok dapat membantu pemulihan. Berhenti sekarang juga atau jangan pernah mencoba untuk merokok.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.