Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tak Bisa Disepelekan, Hiperseks Pengaruhi Kesehatan dan Kehidupan

Kompas.com - 25/01/2020, 21:00 WIB
Ariska Puspita Anggraini,
Resa Eka Ayu Sartika

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Gairah seks yang sangat kuat ternyata bisa menjadi tanda bahwa kita mengalami hiperseksualitas.

Kondisi ini membuat penderitanya memiliki fantasi seksual yang berlebihan serta dorongan atau perilaku seks yang sulit dikendalikan.

Pada akhirnya, hal ini akan membuat penderita tertekan dan berdampak buruk pada kesehatan, pekerjaan dan hubungan kita.

Baca juga: Hiperseks, Gangguan Jiwa atau Bukan?

Melansir Mayo Clinic, berikut gejala yang kerap dialami penderita hiperseksual:

  • memiliki fantasi, dorongan, dan perilaku seksual yang berulang dan intens sehingga menghabiskan banyak waktu dan seolah-olah itu di luar kendali.
  • merasa terdorong untuk melakukan perilaku seksual tertentu, merasakan pelepasan ketegangan sesudahnya, tetapi juga merasa bersalah atau menyesal.
  • gagal untuk mengurangi atau mengendalikan fantasi, dorongan, atau perilaku seksual.
  • menggunakan perilaku seksual kompulsif sebagai pelarian dari masalah lain, seperti kesepian, depresi, kecemasan atau stres.
  • terus terlibat dalam perilaku seksual yang memiliki konsekuensi serius, seperti potensi untuk mendapatkan atau memberi orang lain infeksi menular seksual, kehilangan hubungan penting, masalah di tempat kerja, kesulitan keuangan, atau masalah hukum.
  • mengalami kesulitan membangun dan mempertahankan hubungan yang sehat dan stabil.

Penyebab

Menurut laman Psychology Today, belum ada kepastian mengenai penyebab perilaku hiperseksual.

Namun di kalangan remaja, hal ni bisa diakibatkan oleh pengalaman traumatis, stres dan gangguan kesehatan mental.

Pria dan wanita sama-sama memiliki peluang untuk mengalami hiperseksual.

Gangguan hiperseksual ini juga dapat menyerang siapa saja tanpa memandang orientasi seksual (apakah heteroseksual, homoseksual, atau biseksual).

Melansir laman SehatQ, ada beberapa kondisi yang bisa membuat seseorang mengalami hiperseks. Berikut kondisi tersebut:

1. Ketidakseimbangan kimiawi dalam otak

Beberapa zat kimiawi otak atau neurotransmitter, seperti serotonin, dopamine dan norepinefrin, berfungsi mengatur suasana hati.

Kadar zat kimiawi otak yang terlalu tinggi mungkin berkaitan dengan perilaku seksual kompulsif alias hiperseks.

2. Perubahan pada jalur-jalur di otak

Hiperseks adalah suatu bentuk kecanduan yang lama-kelamaan bisa mengubah sirkuit saraf di otak, terutama pada area otak yang mengatur penguatan dan kenikmatan.

Seiring waktu, akan dibutuhkan stimulasi dan konten seksual yang lebih intens untuk mencapai kepuasan.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Selamat, Kamu Pembaca Terpilih!
Nikmati gratis akses Kompas.com+ selama 3 hari.

Mengapa bergabung dengan membership Kompas.com+?

  • Baca semua berita tanpa iklan
  • Baca artikel tanpa pindah halaman
  • Akses lebih cepat
  • Akses membership dari berbagai platform
Pilihan Tepat!
Kami siap antarkan berita premium, teraktual tanpa iklan.
Masuk untuk aktivasi
atau
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau