Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

5 Mitos Demam Berdarah yang Harus Anda Ketahui

Kompas.com - 31/01/2020, 10:33 WIB
Ariska Puspita Anggraini,
Resa Eka Ayu Sartika

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Ada banyak mitos beredar mengenai penyakit demam berdarah. Padahal, mitos-mitos tersebut justru menghambat penanganan yang mengarah pada komplikasi serius.

Ya, pasien demam berdarah memang memerlukan penanganan yang tepat dan cepat. Jika tidak, maka penyakit tersebut akan menyebabkan komplikasi serius seperti kerusakan pembuluh darah dan kelenjar getah bening.

Merangkum dari berbagai sumber, berikut lima mitos seputar demam berdarah:

Baca juga: Bagaimana Cara Penularan Demam Berdarah (DBD)?

1. Demam berdarah hanya menyerang sekali seumur hidup

Faktanya, demam berdarah bisa menyerang siapapun lebih dari satu kali. Penyakit ini disebabkan oleh empat tipe virus, yakni DEN-1, DEN-2, DEN-3, DEN-4.

Virus tersebut menyebar ke manusia lewat gigitan nyamuk. Jadi, siapapun yang terkena gigitan nyamuk pembawa virus demam berdarah kemungkinan besar akan terkena demam berdarah.

Faktanya, demam berdarah tidak bisa menular lewat kontak fisik karena virus penyebab demam berdarah ditularkan lewat gigitan nyamuk.

Nyamuk yang kerap membawa virus tersebut adalah nyamuk betina dari jenis Aedes aegypti. Saat nyamuk tersebut menggigit manusia, virus akan memasuki pembuluh darah orang tersebut.

3.Wajib rawat inap

Tidak semua penderita demam berdarah harus menjalani rawat inap. Pasien tetap bisa di rawat di rumah asalkan pasien mau makan dan menuruti aturan dokter.

Namun, pasien yang tidak mau makan, minum, buang air besar berwarna hitam, sakit perut ekstrem hingga mimisan memang harus mendapatkan perawatan intensif.

Selain itu, pasien yang mengalami penurunan trombosit juga harus segera di bawah ke rumah sakit meski demamnya telah mereda.

Baca juga: Mengapa Demam Berdarah Bisa Sebabkan Kematian?

4. Fogging efektif untuk mencegah penyebaran demam berdarah

Melansir Hello Sehat, fogging hanya dapat membunuh nyamuk Aedes aegypti dewasa yang bisa menularkan penyakit DBD pada manusia.

Namun, nyamuk demam berdarah sangat kebal sehingga tak mudah untuk mati. Kita juga harus membasmi sarang nyamuk dan jentik-jentik nyamuk jika ingin benar-benar terbebas dari ancaman demam berdarah.

Untuk membasi sarang dan jentik-jentik nyamuk kita bisa menggunakan bat pembasmi larva (larvisida), yang biasa dijual dengan nama abate.

Menurut laman SehatQ, abate merupakan obat antilarva yang mengandung temefos dan biasanya berbentuk pasir berwarna cokelat muda atau keabu-abuan.

Temefos paling sering digunakan untuk mengendalikan populasi nyamuk dan serangga lainnya dengan cara dicampur pada air yang menggenang.

Jadilah, kita harus membasmi sarang nyamuk dan telurnya jika ingin nyamuk betul-betul mati dan bersih.

5. Terinfeksi virus dengue selalu menyebabkan demam berdarah

Penyakit demam berdarah memang disebabkan oleh virus dengue yang menyebar melalui gigitan nyamuk. Namun, terinfeksi virus dengue akibat gigitan nyamuk tidak selalu membuat kita terkena demam berdarah.

Gigitan nyamuk pemmbawa virus dengue bisa menyebabkan demam dengue dan demam berdarah.

Infeksi virus Dengue bisa memicu demam Dengue dan demam berdarah. Namun bila kita mengalami demam Dengue, bukan berarti kita akan langsung mengalami demam berdarah.

Pasien yang mengalami demam dengue bisa dikatakan mengalami demam berdarah jika mengalami pendarahan. Sebaliknya, gejala yang dialami penderita demam dengue tidak sampai mengakibatkan pendarahan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Terkini Lainnya
Hengki Kawilarang Meninggal dengan Kreatinin Tinggi, Ini Gejalanya…
Hengki Kawilarang Meninggal dengan Kreatinin Tinggi, Ini Gejalanya…
Health
Hengki Kawilarang Miliki Kreatinin Tinggi Sebelum Meninggal, Ini Artinya…
Hengki Kawilarang Miliki Kreatinin Tinggi Sebelum Meninggal, Ini Artinya…
Health
Hengki Kawilarang Meninggal Dunia: Sempat Alami Gangguan Ginjal, Kenali Gejalanya Berikut
Hengki Kawilarang Meninggal Dunia: Sempat Alami Gangguan Ginjal, Kenali Gejalanya Berikut
Health
Hengki Kawilarang Meninggal: Sempat Alami Gangguan Ginjal, Kenali Penyebabnya Berikut
Hengki Kawilarang Meninggal: Sempat Alami Gangguan Ginjal, Kenali Penyebabnya Berikut
Health
Hengki Kawilarang Meninggal Setelah Alami Diabetes dan Cuci Darah, Kenali Penyakit Ini
Hengki Kawilarang Meninggal Setelah Alami Diabetes dan Cuci Darah, Kenali Penyakit Ini
Health
Adam Suseno Alami Pendarahan Hebat akibat Luka Robek, Jalani Operasi Besar
Adam Suseno Alami Pendarahan Hebat akibat Luka Robek, Jalani Operasi Besar
Health
Hengki Kawilarang Meninggal Pada Usia 47 Tahun karena Sakit Apa? Ini Penjelasannya...
Hengki Kawilarang Meninggal Pada Usia 47 Tahun karena Sakit Apa? Ini Penjelasannya...
Health
Hengki Kawilarang Meninggal, Ini Penjelasan Medis Soal Prosedur Cuci Darah
Hengki Kawilarang Meninggal, Ini Penjelasan Medis Soal Prosedur Cuci Darah
Health
Kasus Virus Hanta Telah Terdeteksi di 4 Provinsi, Waspadai Ini Cara Penularannya…
Kasus Virus Hanta Telah Terdeteksi di 4 Provinsi, Waspadai Ini Cara Penularannya…
Health
Sering Pakai Headset? Kenali Gejala Gangguan Pendengaran Sejak Dini Sebelum Terlambat
Sering Pakai Headset? Kenali Gejala Gangguan Pendengaran Sejak Dini Sebelum Terlambat
Health
Studi: Tes Darah Ini Bisa Deteksi Kanker Tiga Tahun Sebelum Diagnosis
Studi: Tes Darah Ini Bisa Deteksi Kanker Tiga Tahun Sebelum Diagnosis
Health
Dokter Bagikan Cara Menghindari Kerusakan Pendengaran Permanen Karena Pakai Headset
Dokter Bagikan Cara Menghindari Kerusakan Pendengaran Permanen Karena Pakai Headset
Health
Kenali HFRS, Tipe Virus Hanta yang Ada di Indonesia
Kenali HFRS, Tipe Virus Hanta yang Ada di Indonesia
Health
Masa Libur Sekolah, Penyaluran MBG Fokus pada Siswa Hadir dan Kelompok Rentan
Masa Libur Sekolah, Penyaluran MBG Fokus pada Siswa Hadir dan Kelompok Rentan
Health
356 Ribu Kasus HIV Ditemukan, Kemenkes Fokus Capai Target Penanganan hingga 2030
356 Ribu Kasus HIV Ditemukan, Kemenkes Fokus Capai Target Penanganan hingga 2030
Health
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau