Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengapa Demam Berdarah Bisa Sebabkan Kematian?

Kompas.com - 30/01/2020, 07:34 WIB
Ariska Puspita Anggraini,
Resa Eka Ayu Sartika

Tim Redaksi

Sumber WHO, ,

KOMPAS.com - Demam berdarah adalah penyakit yang sering terjadi di daerah tropis, terutama saat musim hujan.

Demam berdarah disebabkan oleh virus dari keluarga Flaviviridae dan ada empat serotipe virus yang menyebabkan demam berdarah (DENV-1, DENV-2, DENV-3 dan DENV-4).

Virus ini ditularkan ke manusia melalui gigitan nyamuk betina yang terinfeksi, terutama nyamuk Aedes aegypti.

Baca juga: Kenali Fase Demam Berdarah (DBD) dan Cara Penanganannya

Melansir Hello Sehat, penyakit demam berdarah yang ringan dapat menyebabkan demam tinggi, ruam, dan nyeri otot dan sendi.

Sedangkan penyakit demam berdarah yang parah, atau juga dikenal sebagai dengue hemorrhagic fever, dapat menyebabkan perdarahan serius, penurunan tekanan darah yang tiba-tiba drastis dan bahkan bisa berujung kematian.

Lantas, bagaimana demam berdarah bisa menyebabkan kematian?

Baca juga: Dewi Yull Ungkap Satu Pesan pada Anak-anaknya agar Tak Membenci Ray Sahetapy Usai Bercerai

Pasien demam berdarah yang tak segera diberi penanganan akan mengalami berbagai komplikasi serius, salah satunya adalah kerusakan pembuluh darah dan kelenjar getah bening yang dapat menyebabkan pendarahan atau kebocoran plasma darah.

Bocornya plasma pada pasien juga bisa menyebabkan syok hipovolemik (sindrom syok dengue).

Akibatnya, pasien akan kehilangan banyak cairan meski sudah banyak minum atau mendapatkan cairan infus.

Baca juga: Lulus Kuliah Jadi CPNS, Ini 10 Sekolah Kedinasan Sepi Peminat

Jika sudah mencapat tahap ini, sistem organ akan gagal menjalankan fungsinya sehingga mengakibatkan kematian.

Cara cegah kematian akibat demam berdarah

Kabar baiknya, kematian akibat demam berdarah bisa dicegah dengan penanganan yang tepat dan cepat. Oleh karena itu, diperlukan deteksi dini untuk mencegah kematian akibat demam berdarah.

Selain memberikan tambahan cairan lewat infus, dokter biasanya juga dapat melakukan transfusi darah untuk mengganti darah yang berkurang, serta memonitor tekanan darah pasien.

Baca juga: Kronologi Satpam RS di Bekasi Dianiaya Keluarga Pasien hingga Kejang

Menurut laman SehatQ, bocornya plasma darah pada pasien demam berdarah biasanya terjadi di fase kritis.

Ada tiga fase yang dialami pasien demam berdarah, yakni fase demam, fase kritis, serta fase penyembuhan. Fase kritis tersebut berlangsung menjelang akhir fase demam antara hari ke tiga hingga tujuh.

Pada fase kritis, penderita bisa membaik atau memburuk. Untuk mencegah komplikasi serius, pasien dengan jumlah trombosit yang menurun sebaiknya segera dirawat di rumah sakit.

Baca juga: Ciri-ciri Nyamuk Demam Berdarah (DBD)

Sebaiknya, pasien dirawat di rumah sakit pada hari ketiga hinga ketujuh sejak muncul demam meski demam sudah mereda.

Hal tersebut bertujuan untuk mendapatkan perawatan intensif untuk mencegah kebocoran plasma darah, pendarahan, tekanan darah rendah dan gangguan fungsi organ.

Saat di rawat di rumah sakit, dokter juga akan memberikan tambahan cairan lewat infus dan melakukan transfusi darah untuk mengganti darah yang berkurang, serta memonitor tekanan darah pasien.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Berikan Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Cerita Zaenal Perdana Merantau di Jakarta Usai Lebaran
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi Akun
Proteksi akunmu dari aktivitas yang tidak kamu lakukan.
199920002001200220032004200520062007200820092010
Data akan digunakan untuk tujuan verifikasi sesuai Kebijakan Data Pribadi KG Media.
Verifikasi Akun Berhasil
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau